Hal ini disebabkan karena badan dokter global mendukung protes mereka terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran.
Hampir 9.000 dokter yang masih dalam masa pelatihan menganggur, hal ini bertentangan dengan ultimatum pemerintah. Sementara sejauh ini hanya 565 dokter yang kembali, lapor Kantor Berita Yonhap.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan belum menjawab saat diminta konfirmasi.
Pemerintah memberikan waktu kepada para dokter yang masih menjalani pelatihan hingga akhir Februari untuk mengakhiri pemogokan selama hampir dua minggu yang dikatakan telah menyebabkan banyak orang ditolak masuk ke ruang gawat darurat yang kekurangan staf dan pembatalan sekitar setengah dari operasi.
Laman Straits Times melaporkan, Asosiasi Medis Korea merencanakan unjuk rasa di Seoul pada 3 Maret untuk menentang rencana pemerintah menambah jumlah kursi sekolah kedokteran sebanyak 2.000, dari saat ini 3.058.
Asosiasi Medis Dunia mengeluarkan pernyataan yang mendukung asosiasi lokal tersebut, dengan menyatakan bahwa keputusan pemerintah untuk meningkatkan pendaftaran telah “dilaksanakan tanpa bukti yang jelas”.
Kementerian Korea Selatan mengeluarkan bantahan. Mereka mengatakan, pihaknya telah berkonsultasi dengan komunitas medis lebih dari 130 kali dan menghitung besarnya peningkatan kebutuhan sekolah kedokteran dan proyeksi permintaan jangka panjang.
Sebelumnya, kementerian mengeluarkan pemberitahuan publik mengenai perintah kembali bekerja kepada beberapa dokter. Perintah ini berpotensi membuka jalan bagi tindakan disipliner.
Baca juga: Ribuan Dokter di Korsel Terancam Ditangkap usai Resign Massal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News