"Jika Rusia ingin memulihkan hubungan Korea Selatan-Rusia, Rusia harus terlebih dahulu mengakhiri kerja sama militer ilegalnya dengan Korea Utara, yang mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," ucap Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Minggu, 15 Desember 2024.
Pernyataan itu muncul setelah Duta Besar Rusia untuk Korea Selatan Georgy Zinoviev menyuarakan harapan bahwa pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol tidak akan berdampak negatif pada potensi peningkatan hubungan bilateral antara Moskow dan Seoul.
Pada hari Sabtu, Zinoviev mengatakan dalam sebuah tulisan di media sosial bahwa ia berharap pemakzulan "tidak akan menghalangi" kemungkinan pemulihan hubungan bilateral, "tetapi justru berkontribusi padanya."
Ia juga mengulangi peringatan Moskow bahwa Seoul tidak boleh melewati "garis merah" dengan menyediakan senjata mematikan ke Ukraina, seraya menambahkan bahwa Korea Selatan beruntung telah menahan diri untuk tidak melakukannya.
"Tidak pantas" bagi utusan Rusia untuk membuat pernyataan publik tentang hubungan bilateral dengan mengacu pada situasi politik negara tuan rumah, kata Kemenlu Korea Selatan.
"Kami berencana melanjutkan kebijakan luar negeri kami tanpa ragu," lanjut pihak kementerian, seraya menambahkan bahwa diskusi yang diperlukan dengan pihak Rusia sedang berlangsung."
Hubungan yang sudah dingin antara kedua negara semakin menegang menyusul meningkatnya kerja sama pertahanan antara Rusia dan Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Tentara Korut Mulai Dikerahkan di Kursk Rusia, Zelensky Mengaku Punya Bukti
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News