"Penyelidikan polisi telah mengonfirmasi bahwa kelompok peretas Korea Utara bertanggung jawab atas serangan ini," kata Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi Nambu dalam pernyataan resmi. Namun, mereka tidak berhasil meretas informasi rahasia militer apa pun.
Latihan musim panas gabungan antara AS dan Korea Selatan, yang dikenal sebagai Ulchi Freedom Guardian, akan berlangsung selama 11 hari ke depan. Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kesiapan sekutu dalam menghadapi ancaman nuklir dan rudal canggih dari Korea Utara.
Pyongyang sering mengkritik latihan gabungan semacam ini sebagai upaya "latihan invasi" terhadap Korea Utara.
Hacker Kimsuky
Penyelidik telah mengaitkan upaya peretasan ini dengan kelompok peretas asal Korea Utara yang dikenal di komunitas keamanan siber sebagai Kimsuky.Serangan siber ini dilaporkan mencoba mendapatkan akses melalui email yang dikirim ke kontraktor Korea Selatan yang terlibat dalam simulasi perang di pusat latihan gabungan AS-Korea Selatan.
Kimsuky dikenal karena menggunakan strategi "spear-phishing," di mana para korban dikelabui untuk membuka kata sandi atau mengklik lampiran atau tautan berbahaya.
Hasil investigasi bersama antara kepolisian Korea Selatan dan militer AS mengungkapkan bahwa alamat IP yang terkait dengan upaya peretasan ini sesuai dengan serangan siber yang terjadi pada tahun 2014 terhadap operator reaktor nuklir Korea Selatan.
Menurut US Cybersecurity and Infrastructure Security Agency pada tahun 2020, Kimsuky "dengan besar kemungkinan diberi tugas oleh rezim Korea Utara untuk melakukan pengumpulan intelijen global."
Laporan sebelumnya oleh peneliti siber telah menyoroti fokus kelompok ini pada isu kebijakan luar negeri dan masalah keamanan nasional yang berkaitan dengan Semenanjung Korea.
Sebelumnya, pemerintah Korea Utara telah berkali-kali membantah keterlibatan mereka dalam kegiatan spionase siber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News