Pernyataan Tiongkok itu menjadi berita terpopuler Internasional Medcom. Diikuti dengan kabar lain yang menarik perhatian.
Salah satu diantaranya adalah empat orang tewas dalam serangan bom mobil di Afrin, Suriah. Kemudian ditambah dengan Duterte yang ucapkan selamat kepada jurnalis Filipina peraih Nobel Perdamaian.
Berikut selengkapnya mengenai berita terpopuler Internasional Medcom:
1. Tiongkok Minta Australia Singkirkan Mentalitas Perang Dingin
Tiongkok meminta Australia untuk menyingkirkan "mentalitas perang dingin" agar hubungan kedua negara tidak semakin memburuk. Pernyataan disampaikan Tiongkok usai mantan perdana menteri Australia, Tony Abbott, mengunjungi Taiwan.Tiongkok memandang Taiwan sebagai provinsi terpisah yang dapat diambil kembali sewaktu-waktu. Sementara Taiwan menganggap pulau mereka sebagai negara independen dan berdaulat.
Berbicara dalam konferensi pers rutin pada Senin ini, 11 Oktober 2021, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menyerukan Canberra untuk mengevaluasi ulang hubungannya dengan Beijing usai kunjungan Abbott ke Taiwan.
Apa yang memicu Tiongkok menyuarakan hal tersebut? Simak di sini.
2. 4 Orang Tewas dalam Serangan Bom Mobil di Afrin Suriah
Serangan bom mobil di Afrin, Suriah Utara, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya. Peristiwa ini terekam dalam unggahan video di media sosial pada Senin, 11 Oktober 2021.Dilansir dari Al Jazeera, ledakan bom mobil menghancurkan beberapa toko. Puing bangunan terlihat berserakan di jalan dekat Bundaran Kawa yang menjadi lokasi dari sejumlah kantor pemerintahan.
Kantor Gubernur Gaziantep menyatakan, tiga mortir yang ditembakkan dari seberang perbatasan jatuh ke Karkam, Turki. Wilayah ini terletak tepat di seberang perbatasan dari Jarablus, Suriah.
Siapa pelaku pengeboman itu? Simak di tautan ini.
3. Duterte Ucapkan Selamat kepada Jurnalis Filipina Peraih Nobel Perdamaian
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengucapkan selamat pada jurnalis Maria Ressa yang berhasil meraih hadiah Nobel Perdamaian. Duterte menyebut hadiah tersebut merupakan kemenangan bagi masyarakat Filipina.Ressa merupakan pendiri situs berita Filipina, Rappler. Ia dan jurnalis asal Rysia Dmitry Muratov sama-sama meraih Nobel Perdamaian tahun ini.
Hadiah didapat Ressa setelah ia berusaha menantang pemimpin Filipina dalam mengungkap praktik korupsi dan penyelewengan aturan. Ia menghadapi berbagai tantangan hukum di pengadilan terkait dengan pelaporan investigasi Rappler terkait pemerintahan Duterte, termasuk mengenai perang melawan narkoba.
Bagaiman tanggapan Duterte terkait hadiah Nobel Perdamaian itu? Selanjutnya di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News