Sebuah drone milik Amerika Serikat (AS) yang tengah diuji coba. Foto: AFP
Sebuah drone milik Amerika Serikat (AS) yang tengah diuji coba. Foto: AFP

Penyelidikan Pentagon Tegaskan Serangan Drone AS di Kabul Tak Langgar Hukum

Fajar Nugraha • 04 November 2021 16:03

 
Kakak Aimal, Zemari Ahmadi, mengemudikan mobil yang ditabrak dan juga tewas. Zemari bekerja untuk badan bantuan yang berbasis di AS, Nutrition and Education International (NEI).
 
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden kemudian mengakui bahwa warga sipil terbunuh dan pejabat senior meminta maaf. Sesuatu yang menurut anggota keluarga korban tidak cukup.
AS bulan lalu juga menawarkan untuk memberikan kompensasi kepada keluarga.

Pada  Rabu, American Civil Liberties Union (ACLU) mengatakan kesimpulan tinjauan Pentagon tidak memberikan keluarga dan NEI dengan “transparansi dan akuntabilitas yang berarti atas pembunuhan yang salah terhadap orang yang mereka cintai” yang telah mereka tuntut.
 
“Anggota keluarga dan karyawan NEI yang terkena dampak berisiko tinggi sebagai akibat dari tindakan pemerintah AS. Mereka harus segera dievakuasi untuk memastikan keselamatan mereka,” tegas ACLU juga di Twitter.

Akuntabilitas nyata

Untuk merekonstruksi peristiwa 29 Agustus, kantor Inspektur Jenderal Angkatan Udara mengumpulkan semua informasi militer AS tentang serangan itu. Termasuk pertukaran teks dan komunikasi, serta kesaksian bersumpah dari 22 personel militer yang terlibat langsung, kata Said.
 
Laporan sebenarnya tidak dipublikasikan karena berisi informasi rahasia tentang metode dan teknik yang digunakan AS untuk melakukan serangan drone tersebut.
 
“Laporan itu disampaikan ke kantor Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dua hari lalu,” ucap Said, seraya menambahkan bahwa terserah pada rantai komando militer untuk menentukan apakah "tindakan di bawah standar" oleh individu mana pun harus mengarah pada "konsekuensi yang merugikan".
 
Sampai saat ini, belum ada seorang pun di militer AS yang dimintai pertanggungjawaban publik atas kegagalan apa pun yang menyebabkan serangan mematikan itu.
 
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, Anggota Kongres Demokrat Adam Schiff, ketua Komite Tetap Intelijen DPR, mengatakan dia “tidak yakin” bahwa ringkasan tinjauan Pentagon “memberikan akuntabilitas nyata”.
 
“Dari apa yang telah dipelajari oleh Komite Intelijen tentang serangan ini dan peristiwa yang mengarah padanya, serta pernyataan yang dibuat segera, saya memiliki keprihatinan serius yang tidak tertangani oleh apa yang telah dikemukakan secara publik,” ujar Schiff.
 
“Komite belum menerima laporan rahasia, yang harus segera diberikan kepada Kongres, dan saya akan menahan penilaian sampai kami dapat meninjau dokumen itu. Saya mengantisipasi Komite akan memiliki pertanyaan tambahan tentang tragedi mengerikan ini, intelijen yang menyebabkannya, dan bagaimana protokol dan prosedur dalam tekanan tinggi, lingkungan yang kompleks akan ditingkatkan,” pungkas Schiff.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan