Staf perempuan Afghanistan kembali bekerja di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, 12 September 2021. (AFP/Karim Sahib)
Staf perempuan Afghanistan kembali bekerja di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, 12 September 2021. (AFP/Karim Sahib)

Staf Perempuan Afghanistan Beranikan Diri Kembali Bekerja di Bandara Kabul

Willy Haryono • 13 September 2021 14:35
Kabul: Kurang dari satu bulan setelah Taliban menguasai Afghanistan, Rabia Jamal membuat keputusan sulit: kembali bekerja di bandara internasional di ibu kota Kabul. Walau Taliban meminta perempuan untuk tetap tinggal di rumah atas alasan keamanan, Rabia memilih tetap pergi bekerja.
 
"Saya perlu uang untuk menghidupi keluarga saya," ucap Rabia, memakai make-up dan pakaian berwarna biru.
 
"Saat berada di rumah, saya merasa tertekan, merasa sangat tidak nyaman. Sekarang saya merasa lebih baik," sambungnya, dilansir dari laman Gulf News, Minggu, 12 September 2021.

Dari sekitar 80 perempuan yang bekerja di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul sebelum berkuasanya Taliban, hanya 12 yang telah kembali bekerja. Rabia merupakan salah satu dari mereka, yang memperoleh izin untuk kembali bekerja.
 
Namun untuk sebagian besar perempuan lainnya di Afghanistan, Taliban meminta mereka untuk tetap tinggal di dalam rumah hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
 
Sabtu kemarin, enam staf perempuan terlihat bertugas di pintu masuk bandara Kabul. Mereka mengobrol dan tertawa sembari menanti calon penumpang pesawat yang hendak melewati pemeriksaan barang bawaan.
 
Kakak Rabia, Qudsiya Jamal, mengatakan kepada media AFP bahwa kembali berkuasanya Taliban merupakan sesuatu yang "mengejutkan" dirinya. "Saya sangat takut," ujar ibu lima anak itu.
 
"Keluarga saya juga ketakutan. Mereka meminta saya untuk tidak kembali bekerja. Tapi sekarang saya sudah lebih tenang, sejauh ini tidak ada masalah berarti," lanjutnya.
 
Hak-hak perempuan di Afghanistan dipangkas habis di bawah kekuasaan Taliban pada periode 1996-2001. Setelah merebut kembali kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu, Taliban berjanji akan menjadi lebih moderat dan melindungi hak-hak perempuan.
 
Taliban berjanji akan mengizinkan perempuan untuk pergi bekerja dan bersekolah, bahkan berkuliah hingga ke jenjang S2. Namun Taliban menegaskan kebebasan perempuan di Afghanistan ini harus tetap berada di dalam kerangka aturan Islam.
 
Baca:  Menteri Pendidikan Taliban Pastikan Perempuan di Afghanistan Boleh Berkuliah
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan