Sebelumnya, CNN mencatat ada setidaknya tiga anak-anak yang tewas dalam serangan misil Hellfire drone AS yang mengenai kendaraan pengangkut militan Islamic State (ISIS) di Khaje Bughra, Kabul.
AS mengaku sedang "menyelidiki kemungkinan" adanya kematian atau korban luka di kalangan masyarakat sipil dalam serangan drone di Kabul. Disebutkan bahwa misil yang mengenai satu kendaraan di Kabul memicu ledakan kedua yang merusak sebuah bangunan.
Menurut keterangan salah satu kerabat korban kepada jurnalis lokal yang bekerja untuk CNN, mereka yang tewas meliputi enam anak-anak termasuk bocah perempuan berusia dua tahun.
Ia menangis saat menginformasikan jurnalis CNN bahwa para korban tewas adalah "keluarga biasa, bukan ISIS atau Daesh." Daesh merupakan akronim lain dari ISIS.
Baca: Drone AS Serang Mobil Berisi Militan ISIS di Kabul
Ahad, pria yang mengaku sebagai tetangga korban, menceritakan momen-momen terjadinya serangan drone kepada CNN.
"Semua tetangga mencoba menolong dan berusaha memadamkan api. Saya melihat ada lima hingga enam korban tewas, yakni seorang ayah, satu anak laki-laki, dan dua anak lainnya. Mereka semua tewas," sebut Ahad.
Satu jurnalis lokal mengatakan kepada CNN bahwa mobil yang terkena serangan drone AS sudah hancur berantakan. "Apapun material yang ada di dalam mobil, sekarang sudah hancur tak tersisa," sebutnya.
Pada September 2019, setidaknya 40 warga sipil yang menghadiri proses pernikahan tewas dalam penyerbuan pasukan Afghanistan yang didukung AS. Pernikahan tersebut berlangsung di markas persembunyian kelompok militan.
Beberapa hari sebelumnya, serangan drone AS yang ditujukan ke tempat persembunyian militan di Afghanistan menewaskan 32 pengumpul kacang pinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News