Aksi unjuk rasa di seantero Bangladesh tidak hanya ditujukan kepada PM Modi, tapi juga terkait kematian para demonstran di tangan pasukan keamanan.
Jumat kemarin, empat orang pendukung grup Hefazat-e-Islam tewas setelah polisi melepaskan tembakan ke arah mereka di kota Chittagong. Satu hari setelahnya, ratusan anggota Hefazat-e-Islam memprotes kematian tersebut.
Sejumlah grup Islam di Bangladesh menuduh PM Modi sebagai sosok yang merendahkan Muslim dan memicu kekerasan komunal di India.
Baca: 10 Orang Tewas dalam Demo Kunjungan PM India di Bangladesh
Dalam bentrokan terbaru pada hari Minggu kemarin, setidaknya empat pedemo tewas di tangan pasukan keamanan. Kematian terjadi saat grup Hafazat-e-Islam menyerukan aksi unjuk rasa mulai dari subuh hingga magrib.
Sekretaris jenderal gabungan Hefazat-e-Islam, Azizul Haque Islamabadi, mengatakan bahwa pasukan keamanan telah membunuh tiga pekerja di distrik Brahmanbaria dan satu lainnya di Dhaka.
"Pemerintah (Bangladesh) telah memberikan contoh perilaku menekan warganya sendiri. Hal ini benar-benar tidak dapat diterima," kata Islamabadi, dilansir dari laman Libyan Express pada Senin, 29 Maret 2021.
"Hal ini harus diubah. Kami tidak pernah menyangka hal seperti ini terjadi di sebuah negara demokratis. Orang-orang dibunuh pasukan keamanan hanya karena berunjuk rasa," sambung dia.
Sebelumnya, PM Bangladesh Sheikh Hasina, putri dari pemimpin pertama di negara tersebut, menyebut PM Modi sebagai sekutu utama dalam misi utama mengeluarkan jutaan warga dari jurang kemiskinan.
"Jika kita bergerak maju bersama, maka perkembangan di tengah masyarakat kita akan menjadi hal yang tak terhindarkan," kata PM Hasina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News