Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) mengatakan, pihaknya mengidentifikasi 16 pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) -sebutan untuk Angkatan Udara Tiongkok- yang melakukan penerbangan mencurigakan di ruang udara zona maritim Malaysia. Mereka juga melintasi Wilayah Informasi Penerbangan Kota Kinabalu (FIR) dan mendekati wilayah udara nasional Malaysia pada 31 Mei.
Baca: Malaysia akan Panggil Dubes Tiongkok atas 'Intrusi' Pesawat Militer.
“Pesawat-pesawat itu diidentifikasi oleh radar pertahanan RMAF di Sarawak pada pukul 11.53 pagi,” kata pernyataan itu, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 2 Juni 2021.
Dikatakan juga bahwa pesawat terbang dalam formasi taktis in-trail 60 mil laut dari satu sama lain.
“Pesawat terbang dalam formasi itu menggunakan titik masuk dan keluar yang sama. Pesawat kemudian berganti (arah), menuju ruang udara Beting Patinggi Ali yang penting bagi negara,” imbuh pernyataan RMAF.
“Pesawat-pesawat PLAAF kemudian terbang melalui FIR Singapura sebelum memasuki ruang udara zona maritim Malaysia dan FIR Kota Kinabalu,” kata pernyataan RMAF, menambahkan bahwa pesawat-pesawat Tiongkok mendekat dalam jarak 60 mil laut dari pantai Sarawak, “mengancam kedaulatan Malaysia”.
RMAF mengatakan, pihaknya kemudian menempatkan jet Hawk 208 dari skuadron No 6 dalam siaga tinggi.
“Pesawat PLAAF ditempatkan di bawah pengawasan radar lanjutan dan diperintahkan untuk menghubungi pengontrol di FIR Kota Kinabalu. Ketika instruksi ini tidak diindahkan dan pesawat PLAAF melintasi FIR Kota Kinabalu dan menuju wilayah udara nasional, Angkatan Udara Malaysia bergegas mencegat jet pada pukul 13.33 untuk melakukan identifikasi visual,” tegas pihak RMAF.
“Akibat intersepsi udara yang dilakukan, RMAF telah mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai pesawat Ilyushin Il-76 dan Xian Y-20. Pesawat jenis ini merupakan pesawat angkut yang strategis dan mampu melakukan berbagai misi. Kejadian ini merupakan masalah serius yang mengancam kedaulatan negara dan keselamatan penerbangan, mengingat padatnya lalu lintas udara pada rute-rute penerbangan di FIR Kota Kinabalu,” tuturnya.
“Insiden ini ditangani oleh Angkatan Udara Malaysia berdasarkan protokol ICAO dan strategi pertahanan udara nasional kami. Kementerian luar negeri telah mencatat hal ini melalui kementerian pertahanan,” tambah pernyataan itu.
Latihan terbang
Kedutaan Besar Tiongkok di Malaysia mengatakan pada Selasa bahwa pesawat sedang melakukan pelatihan penerbangan rutin.
"Sejauh yang saya tahu, kegiatan yang dilaporkan adalah pelatihan penerbangan rutin Angkatan Udara Tiongkok dan tidak menargetkan negara mana pun," kata seorang juru bicara Kedubes Tiongkok.
"Pesawat militer Tiongkok menikmati kebebasan terbang di wilayah udara yang relevan,” imbuhnya.
"Selama pelatihan ini, pesawat militer Tiongkok secara ketat mematuhi hukum internasional yang relevan dan tidak memasuki wilayah udara teritorial negara lain mana pun,” bantah mereka.
Juru bicara itu mengatakan bahwa Tiongkok dan Malaysia adalah tetangga yang bersahabat, dan bahwa Tiongkok bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral dengan Negeri Jiran untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan kementerian akan mengeluarkan “nota protes diplomatik" dan akan meminta Duta Besar Tiongkok untuk Malaysia untuk menjelaskan "pelanggaran wilayah udara dan kedaulatan Malaysia".
"Sikap Malaysia jelas - memiliki hubungan diplomatik yang bersahabat dengan negara mana pun tidak berarti bahwa kami akan berkompromi dengan keamanan nasional kami," kata Hishammuddin dalam sebuah pernyataan.
Negeri Tirai Bambu mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, tetapi ada juga klaim yang tumpang tindih oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Washington dan sekutunya juga menentang klaim teritorial Beijing.
Pada April tahun lalu, Hishammuddin menyerukan ketenangan di Laut China Selatan dan menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk perdamaian di perairan yang disengketakan.
Ini terjadi setelah laporan bahwa kapal survei Pemerintah Tiongkok "menandai" kapal eksplorasi yang dioperasikan oleh perusahaan minyak negara Malaysia, Petronas, di Laut China Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News