Anak-anak Ukraina ikut serta dalam sebuah acara selebrasi di Athena, Yunani, 22 Mei 2022. (Louisa GOULIAMAKI / AFP)
Anak-anak Ukraina ikut serta dalam sebuah acara selebrasi di Athena, Yunani, 22 Mei 2022. (Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Inggris Jatuhkan Sanksi ke Rusia Terkait Pemindahan Paksa Anak-Anak Ukraina

Marcheilla Ariesta • 21 Juni 2022 18:03
London: Inggris mengumumkan gelombang sanksi terbaru atas aksi Rusia terhadap anak-anak di Ukraina akhir pekan lalu. Langkah ini termasuk memberi sanksi kepada Komisaris Hak-Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova.
 
Lvova-Belova diduga terlibat dalam pemindahan paksa dan adopsi anak-anak Ukraina. Ia dituding memindahkan 2.000 anak-anak yang rentan dari Ukraina ke Rusia.
 
Anak-anak ini diambil dengan cara kekerasan dari wilayah Luhansk dan Donetsk. Lvova-Belova juga disebut mengatur kebijakan baru untuk memfasilitasi adopsi paksa mereka di Rusia.

"Hari ini, kami menargetkan para pendukung dan pelaku perang Putin yang telah membawa penderitaan yang tak terhitung ke Ukraina, termasuk pemindahan paksa dan adopsi anak-anak," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss dalam keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.
 
"Kami tidak akan lelah membela kebebasan dan demokrasi, dan meningkatkan tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, sampai Ukraina menang," sambungnya.
 
Sebuah tim veteran militer AS membantu mengatur jalan yang aman bagi sekitar 200.000 anak-anak di panti-panti asuhan Ukraina. Namun, mereka menemukan bahwa ribuan anak tidak ada dan ditakutkan beberapa dari mereka kemungkinan sudah menjadi mangsa bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan manusia.
 
Sanksi juga dijatuhkan kepada Patriarch Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia karena dukungannya pada 'perang Putin', Sergey Savostyanov, wali kota Duma di Moskow, serta Alexey Isaykin, Presiden dan Anggota Dewan Volga-Dnepr Group.
 
Inggris juga menjatuhkan sanksi kepada empat Kolonel Militer dari Separate Motorised Rifle Brigade ke-64, sebuah unit yang diketahui telah membunuh, memperkosa, dan menyiksa warga sipil di Bucha.
 
Begitu pula dengan anggota Komite Keselamatan untuk Perdamaian dan Ketertiban yang bekerja sama dengan tentara Rusia untuk mendukung pendudukan Oblast Kherson.
 
Menurut Inggris, agresi Putin mencapai luar Ukraina, dengan ekspor Rusia memicu konflik di seluruh dunia. Sanksi baru hari ini menghantam organisasi yang bertanggung jawab untuk memasok suku cadang pesawat ke Angkatan Bersenjata Myanmar.  
 
"Sanksi baru ini akan membatasi junta militer Myanmar dan memotong keuntungan penjualan yang mendanai mesin perang Putin," kata keterangan tersebut. Sanksi diberikan setelah adanya laporan Amnesty International 'Bullets Rained from the Sky', yang mengungkap peran senjata Rusia di Myanmar.
 
Baca:  323 Anak-Anak di Ukraina Tewas Sejak Awal Invasi Rusia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan