Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro (kanan) dalam diskusi Potret ASEAN Terkini di Kancah Global di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023. (YouTube / FMB9ID_IKP)
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro (kanan) dalam diskusi Potret ASEAN Terkini di Kancah Global di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023. (YouTube / FMB9ID_IKP)

ASEAN Terus Dorong Pihak Bertikai di Myanmar untuk Berani Berdialog

Willy Haryono • 06 Februari 2023 20:04
Jakarta: Krisis politik di Myanmar telah menjadi perhatian dunia sejak 2021, terutama di kalangan negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. Krisis yang dipicu kudeta militer itu telah dua tahun lalu, dan hingga kini belum juga usai.
 
Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan terus berusaha membantu Myanmar keluar dari krisis tersebut. Salah satu yang akan dilakukan tahun ini adalah mengirim utusan khusus ke Myanmar.
 
Kementerian Luar Negeri telah membentuk sebuah kantor baru perihal utusan khusus ini, yang nantinya akan bekerja langsung di bawah menteri luar negeri.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Tentang mekanismenya, termasuk siapa saja yang nanti akan ke sana (Myanmar), itu masih dalam pembicaraan. Mekanisme kerja melalui kantor ini akan selalu berkembang," ucap Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro dalam diskusi Potret ASEAN Terkini di Kancah Global di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023.
 
"Ini living mechanisme. Jadi kita tidak akan terpaku pada satu cara saja, tapi semua cara akan kita kembangkan. Intinya agar asean membantu myanmar keluar dari krisis," sambung dia.
 
Menurut Sidharto, atau akrap juga disapa Arto, masalah di Myanmar ini cukup kompleks karena tak sekadar dipicu kudeta militer pada 2021. Berbeda dari Indonesia yang memiliki semangat Sumpah Pemuda sebagai pemersatu bangsa, Myanmar disebut memiliki masalah kebangsaan yang sudah terjadi sejak lama.
 
"Di Myanmar tidak ada (semacam Sumpah Pemuda). Selama 70 tahun sejak merdeka, masalah kebangsaan di sana belum juga selesai. Kudeta militer dua tahun lalu itu terjadi di atas krisis kebangsaan," sebut Arto.
 
Saat ditanya mengenai target jangka pendek utusan khusus ASEAN, termasuk mendudukkan semua pihak bertikai, Arto menjawab: "Idealnya seperti itu."
 
"Tapi kita juga paham bahwa pada akhirnya, hanya Myanmar sendiri yang bisa menyelesaikan masalah ini. Kita hanya membantu mereka, menjembatani perbedaan dan mendorong para pihak bertikai agar memiliki keberanian untuk mulai berdialog. Itu yang kita terus lakukan," pungkas Arto.
 
Baca juga: Pernyataan Ketua ASEAN: Indonesia Minta Penghentian Kekerasan dan Dialog Inklusif Myanmar
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
(WIL)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif