Di hari yang sama, jajaran junta militer Myanmar diketahui malah berpesta. Pemimpin junta Min Aung Hlain dan para jenderalnya menggelar pesta mewah pada malam hari usai parade militer di Hari Pasukan Bersenjata.
Hari Pasukan Bersenjata selama ini dirayakan Myanmar dalam memperingati dimulainya perlawanan terhadap penjajahan Jepang di tahun 1945. Perayaan tetap digelar tahun ini, meski lebih dari 100 orang tewas di hari yang sama dalam bentrokan di sejumlah kota.
Serangkaian foto dari tayangan televisi nasional Myanmar memperlihatkan jajaran militer, termasuk Min Aung Hlaim, mengenakan seragam putih dan dasi kupu-kupu. Ia terlihat berjalan di karpet merah, tersenyum ke arah beberapa jenderal, dan duduk di meja besar untuk makan malam.
Pesta mewah tersebut memicu kemarahan besar di media sosial, termasuk dari aktivis Maung Zarni.
"Wahai Dunia, kami #Myanmar sudah tidak lagi memandang geng bersenjata yang dipimpin Ma Aa La sebagai Pasukan Bersenjata kami lagi," tulis Maung Zarni di Twitter, dilansir dari laman BBC pada Senin, 29 Maret 2021.
"Kini kami menyebut mereka sebagai Naypyidaw #Teroris. Saat berpesta, para teroris ini memakai tuksedo," sambungnya.
Beberapa pengguna internet menambahkan foto-foto korban tewas di samping mereka yang berpesta sebagai bentuk kecaman.
Sementara itu dalam parade militer pada Sabtu siang, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa dirinya ingin "melindungi demokrasi." Namun ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan "aksi kekerasan."
Baca: Junta Myanmar Serukan Pedemo untuk Belajar dari Banyaknya Kematian
Menurut menteri pertahanan dari 12 negara, justru militer Myanmar yang sejak Februari lalu menggunakan kekerasan terhadap demonstran. Para menhan tersebut membuat pernyataan gabungan dalam mengutuk keras junta Myanmar, terutama atas kematian lebih dari 100 demonstran pada Sabtu kemarin.
Kudeta militer di Myanmar terjadi pada 1 Februari lalu, yang diawali dengan penahanan sejumlah tokoh penting, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News