"Ini (Super Garuda Shield 2022) seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman. Ini adalah latihan tahunan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade atas undangan pemerintah Indonesia dan dipimpin oleh pemerintah Indonesia. Jadi, ini sama sekali bukan sebuah ancaman bagi pihak manapun," terang Smith kepada Medcom.id di Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Jumat, 29 Juli 2022.
Pernyataan Smith bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, Tiongkok pernah memprotes keberadaan Garuda Shield pada 2021 silam. Nota protes ini dikirimkan ke Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) dibarengi nota protes keberatan Beijing atas pengeboran minyak bumi di Natuna Utara.
Memasuki tahun ke-16, Garuda Shield memperluas lingkup dan skala pelatihannya. Dalam hal ini, TNI dan militer AS akan bergabung dengan personel dari Australia, Jepang, dan Singapura.
Baca: Kali Pertama, Jepang Gabung Latihan Tahunan Garuda Shield
Tak hanya itu, Kanada, Prancis, India, Malaysia, Korea Selatan, Papua Nugini, Timor Leste, dan Inggris juga hadir sebagai pengamat. Adapun latihan militer gabungan ini akan dilakukan pada 1-14 Agustus 2022 di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Amborawang, dan Pulau Batam.
Dalam diskusi ini, Smith juga mengapresiasi kedekatan TNI AD di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Andika Perkasa dengan militer AS. "Kami sangat menghargai hubungan kuat dengan TNI AD. Hubungan ini menjadi lebih kuat tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Smith.
Dirinya berharap hubungan antarkedua negara ini dapat semakin kuat seiring berjalannya waktu. “Kami berharap dapat terus menumbuhkan hubungan itu kedepannya," tutupnya. (Valerie Augustine Budianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News