Seorang pria Inggris berusia 73 tahun meninggal dunia di dalam pesawat dengan nomor penerbangan SQ321 tersebut. Ia diduga terkena serangan jantung akibat terkena turbulensi, dengan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Turbulensi terjadi pada Selasa lalu, saat pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari London ke Singapura. Maskapai Singapore Airlines mengonfirmasi terjadinya turbulensi ekstrem saat SQ321 terbang di langit Myanmar.
Penerbangan yang membawa 211 penumpang dan 18 awak itu dialihkan ke Bangkok untuk pendaratan darurat. Setidaknya 43 penumpang masih dirawat di rumah sakit di Bangkok, menurut keterangan sebuah rumah sakit di ibu kota Thailand pada Sabtu kemarin.
Layanan pelacakan penerbangan Flightradar24 memperlihatkan pesawat SQ321, yang beroperasi hari ini dengan nomor penerbangan SQ9071, meninggalkan Bangkok pada pukul 03.49 GMT dan tiba di Singapura pukul 05.39 GMT.
"Singapore Airlines memperoleh persetujuan yang diperlukan dari otoritas terkait di Singapura dan Thailand, penyelidik, dan produsen pesawat, dan pesawat tersebut telah disetujui oleh tim Teknik dan Operasi Penerbangan kami, sebelum keberangkatan," kata pihak maskapai kepada CNA.
Baca juga: 20 Korban Turbulensi Ekstrem Singapore Airlines Masih Dirawat Intensif
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News