Kedatangan Dubes RI di Kinniya, selain merupakan bagian dari kegiatan diplomasi publik, juga untuk memenuhi undangan masyarakat keturunan Jawa di Kinniya. Menurut M.S.M. Niyas, seorang tokoh keturunan Jawa yang juga menjabat Registrar of the Trincomalee High Court, terdapat sekitar 40 ribu orang keturunan Jawa dari total 100 ribu populasi Kinniya.
Pertemuan juga membahas mengenai sejarah kedatangan orang-orang Jawa ke Kinniya yang terjadi pada abad 16. Hingga kini masyarakat keturunan Jawa di Sri Lanka masih menggunakan tradisi dan budaya Jawa yang diwariskan, termasuk kesamaan penggunaan bumbu-bumbu masakan, panggilan "Kaakkaa" untuk Kakek dan "Nena" untuk Nenek dan masih banyak lainnya.
Baca: Pendeta Buddha di Sri Lanka Didorong Belajar Bahasa Indonesia
Hal yang paling dibanggakan komunitas Kinniya adalah keberadaan "Masjid Jawa Jummah" yang konon berdiri sejak abad 16 dan disahkan keberadaannya di atas tanah hibah oleh Pemerintah Inggris pada 1904.
Pada 11 Juli 1959, Department of Muslim Religious and Cultural Affairs Pemerintah Sri Lanka menetapkan Mesjid Jawa Jummah sebagai masjid yang terdaftar secara resmi di Jalan Jawa Kinniya, Trincomalle.
Saat memberikan sambutan, Dubes RI sedikit mengulas tentang sejarah kedatangan orang-orang Jawa pada masa penjajahan Belanda di negara yang sebelumnya dikenal dengan Ceylon. Dubes RI juga menanggapi dengan antusias keinginan masyarakat keturunan Jawa di Kinniya untuk menyambung ikatan batin dengan para leluhur.
Dubes RI menyatakan kesediaan untuk mengkomunikasikan hal tersebut kepada instansi terkait di Indonesia. "Tersambungnya ikatan batin bisa juga berarti peningkatan aktivitas people-to-people yang sangat bermanfaat bagi peningkatan citra Indonesia di dunia internasional," pungkas Dubes I Gusti Ngurah Ardiyasa, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id pada Minggu, 28 Maret 2021.
Kinniya merupakan kota di pinggir pantai sebelah timur Trincomalle yang termasuk Provinsi bagian Timur Sri Lanka. Kota tersebut berjarak 240 kilometer dari Colombo. Di masa lalu, masyarakat keturunan Jawa di Kinniya pada umumnya berniaga mutiara dan gading.
Kegiatan di Kinniya diatur oleh A.L.M Lafeer, Attorney-at-law yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Sri Lanka untuk Yordania, Mohamed Naleem, dan Dr. A. Ajith selaku pengurus Masjid Jawa Jummah, serta Counsellor KBRI Colombo Boyke Nurdin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News