Minister Counsellor KBRI Colombo, Heru Prayitno, mengatakan bahwa keinginan tersebut merupakan salah satu topik pembicaraan yang mengemuka pada pertemuan langsung antara Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka, I Gusti Ngurah Ardiyasa, dan Menlu Dinesh.
Dubes RI dan Menlu Dinesh juga tetap berkomitmen menindaklanjuti hasil-hasil kunjungan Presiden Maithripala Sirisenake ke Indonesia pada 8 Maret 2017. Kunjungan itu dibalas Presiden Joko Widodo dengan lawatan ke Sri Lanka pada 24–25 Januari 2018. Dubes RI dan Menlu Sri Lanka bertekad menindaklanjuti kunjungan kedua pemimpin negara meski terdapat tantangan pandemi virus korona (covid-19).
Baca: Kunjungan Bersejarah Jokowi ke Sri Lanka Setelah 39 Tahun
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Medcom.id pada Sabtu, 19 Desember 2020, hal lain yang juga mengemuka pada pembicaraan adalah komitmen memperkuat kerja sama bilateral di berbagai sektor kerja sama yang menjadi kepentingan bersama.
Kerja sama tersebut meliputi bidang pemberdayaan wilayah pedesaan, pengembangan kerajinan rakyat, ekonomi desa, pemberdayaan penduduk desa, pengembangan industri tekstil, produk dari pohon palmyra (pohon aren), kelapa, teh dan permohonan pelatihan bagi pengembangan industri batik Sri Lanka.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI menyambut baik kesediaan Menlu Dinesh melanjutkan kegiatan joint feasibility study yang mengarah pada pembentukan Indonesia-Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL-PTA). Terdapat pula kesediaan Sri Lanka menjadi tuan rumah Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 Indonesia–Sri Lanka dengan usulan waktu pada pertengahan 2021.
"Terlaksananya SKB ke-3 dapat membuka peluang bagi terbentuknya Working Group on Trade and Investment (WGTI) yang bermanfaat untuk menggarap potensi sektor-sektor yang belum tersentuh (untapped potential sector) bagi peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia–Sri Lanka," pungkas Dubes I Gusti Ngurah Ardiyasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News