Sebanyak 41 seniman dan kolektif seni dari berbagai negara ikut serta dalam pameran ini. Selain dari Taiwan dan Indonesia, para seniman juga berasal dari Kamboja, Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Thailand, Nepal, dan India. Para seniman Asia ini menampilkan 20 instalasi seni dalam pameran.
Wakil Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) Chen Sheng Peng, mewakili Kepala TETO John Chen, mengunjungi pameran pada 11 Januari lalu. Ditemani Sandy Lo, ia melihat instalasi seni Taiwan yang ditampilkan, di antaranya yang berjudul "My Heart is an Island."
Berbagai seni rupa yang dihadirkan dalam pameran di antaranya Rahic Talif dan VOLUME ESCAPE, "Linking" oleh Yuma Taru dan KOMUNITAS KAHE, "keyeup bodas kingdom" oleh PRFRMNC.RAR, "Future Alchemy" oleh kolaborasi antara HOU I-Ting dan It's In Your Hands Collective, karya kreatif Zhang Xu-Zhan dan pink.ink "Hoodwink", kolaborasi antara Lin Yi-Chi, Blanco Benz Altrelier dan Studio Malya "Island Echoes," dan karya "Force Majeure!" oleh Lightbox Library beserta SOKONG! dan RAWS SYNDICATE (RAWS SNDCT).
Bertema "Metaphor About Islands," pamera Jakarta Biennale 2021 digelar di saat dunia tengah dilanda dampak pandemi Covid-19, yang semakin memperparah kesenjangan antara orang kaya dan miskin di seluruh dunia. Selain itu, persaingan internasional dan geopolitik telah meluas ke dunia maya dan industri luar angkasa.
Berbagai bencana alam yang disebabkan perubahan iklim juga terjadi di berbagai penjuru dunia, mendorong komunitas global untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan dan ekologi.
Pameran Jakarta Biennale 2021 Internasional ini merupakan salah satu pameran seni rupa terbesar di Indonesia. Pameran telah dimulai sejak 7 Januari lalu, dan berlangsung hingga tanggal 21 bulan ini di Museum Nasional Indonesia (Ruang Sanken).
Baca: Hari Nasional Taiwan, TETO Ucapkan Terima Kasih kepada Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News