Sekjen PBB Antonio Guterres saat menyampaikan pernyataan secara virtual di acara BDF ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020. (Kemenlu RI)
Sekjen PBB Antonio Guterres saat menyampaikan pernyataan secara virtual di acara BDF ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020. (Kemenlu RI)

Guterres: Jangan Sampai Pandemi Covid-19 Rusak Nilai Demokrasi

Willy Haryono • 10 Desember 2020 12:47
Nusa Dua: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang dapat tetap menggelar Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 melalui skema hibrida, yakni secara tatap muka dan juga virtual. BDF 2020 ini merupakan contoh nyata dari penegakan nilai-nilai demokrasi yang tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
 
Guterres mengatakan, virus covid-19 yang berukuran mikroskopis telah mengguncang dunia dan memperlihatkan kerapuhan mendalam di level global.
 
"Tapi kita tidak boleh membiarkan (pandemi covid-19) merusak nilai-nilai demokrasi, mengancam hak asasi manusia, atau digunakan untuk membatasi ruang sipil," ujar Guterres secara virtual dalam BDF ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020.

Menurut Guterres, BDF 2020 menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai kebebasan, inklusif, dan rasa saling menghormati antar satu sama lain. Ia juga menekankan bahwa solidaritas internasional dan kepemimpinan politik merupakan dua hal penting untuk perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan hak asasi manusia untuk semua.
 
Selain mengapresiasi penyelenggaraan BDF 2020, Guterres juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang tetap berkomitmen terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional.
 
Komitmen terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional ini dapat terlihat dari tekad Indonesia untuk bergandengan tangan dengan negara-negara lain dalam memerangi pandemi covid, termasuk mengenai pengadaan vaksin.
 
Sebelumnya mengenai vaksin, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan pentingnya kesetaraan akses bagi semua orang. Ia tidak ingin vaksin covid-19 hanya dimiliki sejumlah negara yang mampu menghadirkannya untuk masyarakat mereka masing-masing.
 
"Covid-19 adalah krisis global, sehingga vaksin, obat-obatan, dan peralatan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini harus dibagikan secara merata," ujar Tedros di sesi pembukaan BDF 2020.
 
Baca:  WHO Kembali Tekankan Kesetaraan Akses Vaksin di BDF 2020
 
BDF 2020 digelar secara hibrida, yakni secara tatap muka di Nusa Dua dan juga melalui skema virtual. Sebanyak 44 peserta dari 26 negara dan tiga asal organisasi internasional hadir secara fisik di Bali, sementara untuk virtual jumlahnya mencapai lebih dari 500 peserta dari 69 negara dan 4 organisasi internasional.
 
Seluruh penyelenggaraan BDF 2020 dilakukan dengan menerapkan protokol ketat. Semua pihak, baik delegasi maupun panitia dan juga awak media, semuanya telah melakukan tes covid-19 yang hasilnya negatif.
 
Sebelum pertemuan BDF 2020, tiga pilar BDF lainnya telah diselenggarakan dalam rangkaian terpisah yang disebut sebagai "Road to BDF." Kegiatan tiga pilar tersebut juga telah diselenggarakan secara hibrida di Bali pada Oktober-November. Ketiga kegiatan itu adalah:
 
1. Bali Civil Society and media forum, yang dihadiri 300 peserta dari 18 negara;
 
2. Bali Democracy Students Conference/ BDSC, dihadiri 250 pemuda dari 25 negara;
 
3. Business Community Forum, yang diikuti oleh 500 peserta dari 25 negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan