Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus hadir secara virtual dalam BDF ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020. (Foto: Kemenlu RI)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus hadir secara virtual dalam BDF ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020. (Foto: Kemenlu RI)

WHO Kembali Tekankan Kesetaraan Akses Vaksin di BDF 2020

Willy Haryono • 10 Desember 2020 12:06
Nusa Dua: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali menekankan pentingnya kesetaraan akses vaksin virus korona (covid-19) bagi semua orang saat sudah tersedia secara luas. Ia tidak ingin vaksin covid-19 hanya dimiliki sejumlah negara yang mampu menghadirkannya untuk masyarakat mereka masing-masing.
 
"Covid-19 adalah krisis global, sehingga vaksin, obat-obatan, dan peralatan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini harus dibagikan secara merata," ujar Tedros saat menyampaikan pernyataannya secara virtual dalam Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali pada Kamis, 10 Desember 2020.
 
"Vaksin harus menjadi barang publik, bukan komoditas swasta, yang dapat diakses secara setara oleh semua orang," sambungnya.

Menurut Tedros, pandemi covid-19 merupakan pengingat bagi kita semua bahwa kesehatan publik, ekonomi, dan politik begitu berkaitan dengan erat. Pandemi ini telah memicu krisis kesehatan dan ekonomi serta menggoyang stabilitas sosial politik di banyak negara.
 
Untuk Asia Pasifik, Tedros mengaku senang karena negara-negara di kawasan memperlihatkan solidaritas kuat dalam menangani pandemi. Indonesia dan negara-negara di kawasan dipandang WHO selalu saling membantu sejak awal pandemi, termasuk dalam pengadaan vaksin covid-19.
 
Tedros juga mengapresiasi Indonesia yang telah bergabung dalam program solidarity trial dan skema vaksin COVAX Facility. Keduanya merupakan mekanisme untuk memastikan vaksin covid-19 dapat tersedia bagi masyarakat di semua negara.
 
Baca:  PBB Harus Bantu Dunia Distribusikan Vaksin secara Merata
 
"WHO tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi solidaritas dengan semua negara di kawasan Anda untuk membangun Asia Pasifik yang lebih sehat, aman, adil, dan berkelanjutan," pungkas Tedros.
 
BDF 2020 digelar secara hibrida, yakni secara tatap muka di Nusa Dua dan juga melalui skema virtual. Sebanyak 44 peserta dari 26 negara dan tiga asal organisasi internasional hadir secara fisik di Bali, sementara untuk virtual jumlahnya mencapai lebih dari 500 peserta dari 69 negara dan 4 organisasi internasional.
 
Seluruh penyelenggaraan BDF 2020 dilakukan dengan menerapkan protokol ketat. Semua pihak, baik delegasi maupun panitia dan juga awak media, semuanya telah melakukan tes covid-19 yang hasilnya negatif.
 
Sebelum pertemuan BDF 2020, tiga pilar BDF lainnya telah diselenggarakan dalam rangkaian terpisah yang disebut sebagai "Road to BDF." Kegiatan tiga pilar tersebut juga telah diselenggarakan secara hibrida di Bali pada Oktober-November. Ketiga kegiatan itu adalah:
 
1. Bali Civil Society and media forum, yang dihadiri 300 peserta dari 18 negara;
 
2. Bali Democracy Students Conference/ BDSC, dihadiri 250 pemuda dari 25 negara;
 
3. Business Community Forum, yang diikuti oleh 500 peserta dari 25 negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan