Bangkok: Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha melunak dari tindakan darurat yang dia terapkan pekan lalu untuk menghentikan protes selama tiga bulan. Tetapi tindakannya memicu demonstrasi yang lebih besar lagi terhadap pemerintah dan monarki.
Baca: Thailand Bredel Stasiun TV yang Beritakan Demonstrasi.
Ketika mantan petinggi militer itu berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi, puluhan ribu orang bergerak ke kantornya dan banyak yang mengatakan tawarannya untuk mencabut pembatasan tidak cukup.
Tindakan darurat dari Kamis lalu memicu demonstrasi oleh puluhan ribu orang. Ini adalah demonstrasi terbesar dalam tiga bulan untuk menuntut pencopotan Prayuth dan reformasi untuk mengekang kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
"Saya akan mengambil langkah pertama untuk meredakan situasi ini. Saya saat ini bersiap untuk mencabut keadaan darurat parah di Bangkok dan akan segera melakukannya jika tidak ada insiden kekerasan," katanya dalam pidato yang disiarkan melalui televisi Rabu 21 Oktober, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 22 Oktober 2020.
Tindakan itu melarang pertemuan politik lima orang atau lebih dan publikasi informasi yang dianggap mengancam keamanan.
"Sekarang kita harus mundur dari tepi lereng licin yang mudah bergeser menjadi kekacauan," Prayut menambahkan.
Protes telah menjadi tantangan terbesar bagi pembentukan Thailand selama bertahun-tahun dan telah menarik oposisi paling terbuka terhadap monarki dalam beberapa dekade. Meskipun undang-undang lese majeste menetapkan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menghina keluarga kerajaan.
Saat Prayut berbicara, puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris menuju kantornya di Gedung Pemerintah untuk menuntut pengunduran dirinya serta pencabutan tindakan darurat dan pembebasan puluhan aktivis yang ditangkap dalam tindakan keras.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan