Menlu menyatakan bahwa dalam lima dekade terakhir, Asia Tenggara adalah salah satu dari sedikit kawasan yang lebih stabil dan damai di dunia, tetapi pada saat yang sama pernah kita amati. Konflik itu dan bahkan perang.
"Perang bukanlah sejarah, karena kita mengira perang adalah sejarah, tetapi perang bukanlah sejarah," ujar Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers pasca pertemuan ASEAN, di Jakarta, Jumat 14 Juli 2023.
"Perang adalah sejarah, kita pikir perang tidak akan terjadi lagi tetapi kenyataannya masih tejadi. Kami berusaha melakukan yang terbaik di Asia Tenggara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," ungkapnya.
Dalam pertemuan itu saya sampaikan kepada rekan-rekan. Bayangkan kalau di Asia Tenggara tidak ada ASEAN, tidak ada sentralitas ASEAN. Saya kira situasi di Asia Tenggara tidak akan seperti hari ini.
"Situasi yang kita nikmati saat ini adalah Asia Tenggara yang damai dan stabil. Jadi kita harus sangat berhati-hati dalam menjaga kemungkinan dampak kualitas Asia Tenggara. Makanya tadi saya sebutkan bahwa sebenarnya untuk mencegah, mencegah dan memelihara, menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan sejahtera dan aman," jelas Menlu.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah isu senjata nuklir. Kemudian mengenai masalah SEANWFZ aksesi negara negara pemilik nuklir, ASEAN terus melakukan pembicaraan konsultasi dengan negara pemegang senjata nuklir.
"Pada pertemuan kali ini adalah adalah adanya political will yang solid dari negara anggota ASEAN untuk terus melangkah maju, menjaga dan menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir," kata Menlu Retno.
Sementara mengenai Myanmar. Disebutkan masalah ini akan direview kembali dalam KTT ke-43, maksudnya seperti apa. Kita lihat pada saat ketetapan yang pertama yang mengatakan bahwa in the Absences of Significance Progress on Implementaion of the 5 Point Consensus, maka Myanmar diwakili oleh non-political representation di pertemuan menteri luar negeri itu.
"Tentu saja oleh karena itu, dari waktu ke waktu kita perlu melihat apakah terjadi kemajuan yang signifikan atau belum, sehingga kita bisa melihat kembali," sebut Menlu Retno Marsudi, Jumat 14 Juli 2023.
"Keputusan yang sudah kita buat akan direvisi atau akan dipertahankan. Oleh karena itu, dipertemuan kali ini saya sebagai co-chair melaporkan kepada negara anggota ASEAN mengenai beberapa yang dilakukan Indonesia ini akan kita tambahkan lagi, dari sekarang sampai September. Apakah ada kemajuan dan ini yang akan kita laporkan kepada para leaders kita," pungkas Menlu.
Baca juga: Menlu Retno: Indo-Pasifik Berada pada Titik Kritis, Tak Boleh Jadi Medan Pertempuran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News