"Saya tidak akan menahan apa yang saya sampaikan pada hari ini. Indo-Pasifik berada pada titik kritis," kata Retno dalam pembukaannya, di Jakarta, Jumat, 14 Juli 2023.
Wilayah kita, kata Menlu Retno, akan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan global selama 30 tahun ke depan. Dan wilayah Indo-Pasifik menjadi rumah bagi 60 persen populasi dunia.
Menlu Retno menuturkan, kawasan Indo-Pasifik terus berkembang di bidang teknologi, medis dan energi terbarukan, dan perkembangan ini terjadi setiap hari.
"Tapi kami masih sangat jauh dari memastikan lingkungan kondusif untuk membuka potensi penuh wilayah kami. Tapi ketidakpercayaan dan ketidakpastian tetap ada," ucap Menlu Retno.
"Ada yang mengatakan Indo-Pasifik sedang mengalami gejala 'perang dingin di tempat panas,'" lanjutnya.
Ia menegaskan, Indo-Pasifik tidak boleh menjadi medan pertempuran lainnya, dan wilayah ini harus tetap stabil.
"Indo-Pasifik tidak hanya harus menjadi kontributor bersih untuk pertumbuhan, tapi juga perdamaian yang memproyeksikan paradigma kolaborasi ke kawasan lain," seru Menlu Retno.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa EAS harus membuat persilangan dan tidak menghalangi jalan satu sama lain. EAS wajib menjadi jembatan satu sama lain, dan menanamkan kepercayaan diri di tengah perbedaan.
"Kita semua memiliki perbedaan, tetapi terserah kita untuk menggunakan perbedaan ini sebagai kekuatan pemisah atau mengubahnya menjadi kekuatan yang memperkaya upaya kolektif kita," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, Menlu Retno berharap agar EAS dapat menerapkan semangat 'Persatuan dalam Kesatuan.' "Dengarkan kekhawatiran orang lain, jujur, tanpa prasangka dan niat buruk," pungkasnya.
Baca juga: Lewat AOIP, ASEAN Yakinkan Mitra sebagai Platform Kemakmuran Asia Pasifik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News