Kampanye pedemo antijunta Myanmar, memberikan dukungan untuk etnis Rohingya. Foto: TRT/Twitter.
Kampanye pedemo antijunta Myanmar, memberikan dukungan untuk etnis Rohingya. Foto: TRT/Twitter.

Demonstran Antijunta Myanmar Ramai-ramai Unjuk Dukungan ke Rohingya

Fajar Nugraha • 15 Juni 2021 11:22
Yangon: Para pengunjuk rasa antijunta Myammar membanjiri media sosial Myanmar dengan foto-foto diri mereka mengenakan pakaian hitam sebagai bentuk solidaritas untuk etnis Rohingya. Etnis Rohingya selama ini tidak diakui keberadaannya oleh Myanmar.
 
Penentang junta militer pun mendorong Rohingya untuk berjuang bersama mereka untuk melengerkan kekuasaan militer. Sebelumnya mereka mengajak Rohingya untuk berjuang bersama dan menjanjikan kewarganegaraan untuk etnis yang teraniaya itu.
 
Aktivis dan warga sipil turun ke media sosial pada Minggu untuk memposting foto diri mereka mengenakan pakaian hitam dan menunjukkan penghormatan tiga jari perlawanan, dalam posting yang ditandai "#Black4Rohingya".

Sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, gerakan antijunta yang menuntut kembalinya demokrasi telah berkembang termasuk memperjuangkan hak-hak etnis minoritas.
 
Rohingya yang sebagian besar Muslim -,yang telah lama dipandang sebagai penyelundup dari Bangladesh oleh banyak orang di Myanmar,- selama beberapa dekade telah ditolak kewarganegaraan, hak, akses ke layanan dan kebebasan bergerak.
 
"Keadilan harus ditegakkan untuk Anda masing-masing dan kami masing-masing di Myanmar," kata aktivis hak asasi terkemuka Thinzar Shunlei Yi di Twitter, seperti dikutip AFP, Selasa 15 Juni 2021.
 
Media lokal juga menunjukkan protes kecil di pusat komersial Myanmar Yangon, dengan demonstran berpakaian hitam memegang tanda-tanda dalam bahasa Myanmar yang mengatakan mereka "memprotes Rohingya yang tertindas".
 
Demonstran Antijunta Myanmar Ramai-ramai Unjuk Dukungan ke Rohingya
Pedemo antijunta melakukan protes menentang kudeta. Foto: AFP
 

Pada sore hari, tagar #Black4Rohingya menjadi trending di Twitter di Myanmar, dengan lebih dari 180.000 sebutan.
 
Pertunjukan dukungan Minggu dari sebagian besar penduduk Buddha, etnis Bamar-mayoritas adalah jauh dari tahun-tahun sebelumnya, ketika bahkan menggunakan istilah "Rohingya" adalah penangkal kontroversi.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan