"Kita semua harus bekerja sama dan berkolaborasi. Kepemimpinan, keinginan politik dan dialog akan membawa kita mencapai solusi," ucapnya.
Dalam pidatonya, Kagama menceritakan sekilas sejarah Rwanda yang sempat dilanda kekacauan. Ia mengatakan bahwa tak peduli seberapa besar suatu negara, proses mencapai perdamaian dan pertumbuhannya harus dimulai dari dalam.
Kagame mengatakan bahwa Rwanda sempat harus memulai perjuangannya menjadi negara seperti saat ini dari nol. Di masa-masa perjuangan itu, lanjutnya, para pejuang Rwanda berfokus pada memulihkan persatuan.
"Persatuan menjadi fondasi kuat bagi Rwanda. Perjalanan kami panjang, tapi kami tidak berjalan sendiri," sebut Kagame.
"Melalui kemitraan yang saling memungkinkan dengan banyak negara, negara kami tidak hanya pulih, tapi juga berkontribusi terhadap perkembangan dan perdamaian di Afrika," sambungnya.
Poin lain yang disampaikan Kagame adalah kesetaraan. Menurutnya, saat menghadapi masalah tertentu, semua orang yang terlibat harus berpartisipasi dalam dialog konstruktif.
Jalan terbaik ke depan, ungkap Kagame, adalah tidak membeda-bedakan atau mengkotak-kotakkan masyarakat global serta menganggap semua orang itu sama.
"Dengan begitu, dunia tidak akan menjadi terlalu terpecah-pecah," kata Kagame.
Baca: Rwanda Peringati Peristiwa Pembantaian Massal 1994
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News