Lebih dari setengah korban jiwa berasal dari serangkaian banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan di desa-desa Mindanao pada Jumat lalu.
"Kami telah mengalihkan operasi dari pencarian dan penyelamatan ke operasi pengambilan," kata Naguib Sinarimbo, kepala pertahanan sipil wilayah Bangsamoro di Mindanao, dilansir dari Philstar, Senin, 31 Oktober 2022.
"Pasalnya, peluang bertahan hidup setelah dua hari terjebak, hampir nol," sambungnya.
Baca juga: Waduh, Korban Tewas Badai Tropis Nalgae di Filipina Jadi 72 Orang
Saat tim penyelamat mencari lebih banyak mayat di lumpur dan puing-puing, para penyintas Badai Tropis Nalgae melanjutkan tugas memilukan untuk membersihkan rumah mereka.
Badai tropis Paeng (Nalgae) menyapu negara yang rawan bencana, membanjiri desa-desa, menghancurkan tanaman dan mematikan listrik di banyak daerah.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memerintahkan segera dilakukannya pendistribusian bantuan di provinsi selatan negara tersebut. Hujan lebat dan angin kencang melanda Ibu Kota, Manila, dan daerah sekitarnya hampir sepanjang Sabtu ketika Badai Nalgae memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Nalgae adalah topan paling mematikan kedua yang melanda Filipina pada tahun ini, dengan Mindanao menjadi provinsi yang paling terkena dampak parah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News