Serangan junta Myanmar di utara negara tersebut./AFP
Serangan junta Myanmar di utara negara tersebut./AFP

Serangan Balas Dendam Junta Timbulkan Ketakutan di Myanmar

Marcheilla Ariesta • 20 September 2022 20:23
Mandalay: Pejuang antikudeta di Myanmar berpatroli di reruntuhan desa yang terbakar setelah serangan balasan oleh pasukan junta yang berjuang untuk menghancurkan perlawanan terhadap kudeta militer tahun lalu.
 
Atap bergelombang, balok penopang dan peralatan memasak adalah semua yang tersisa di tengah abu di desa di Sagaing barat laut, daerah yang telah menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit melawan perebutan kekuasaan militer.
 
Rekaman langka yang diperoleh AFP menunjukkan sebuah wilayah yang dilanda kekerasan, dan dilintasi oleh pasukan junta, milisi pro-militer dan pejuang anti-kudeta, di mana akses internet secara teratur diputus oleh pihak berwenang.

Win Soe mengatakan, pasukan junta membawa kehancuran ke desanya Tharyarkone, sekitar 100 kilometer barat kota kedua Myanmar, Mandalay, akhir bulan lalu. "Tentara datang ke desa kami dalam perjalanan kembali ke kamp mereka," katanya, Selasa, 20 September 2022.
 
"Tidak ada pertempuran di sini dan mereka hanya datang untuk menghancurkan barang-barang. Mereka membakar 60 rumah di desa kami," kata Win Soe.
 
Sekelompok pemuda tiba untuk mengamati sisa-sisa desa yang terbakar saat mereka berpatroli di distrik itu, membuntuti pasukan militer. Mereka mengenakan seragam tempur, kaus kaki sepak bola dan sepatu kets.
 
Unit tersebut adalah bagian dari "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) lokal, puluhan di antaranya bermunculan di Sagaing dan di seluruh negeri untuk melawan militer dalam upaya untuk membatalkan kudeta yang tahun lalu menggulingkan pemerintah sipil terpilih Aung San Suu Kyi. 
 
Seringkali dipersenjatai dengan sedikit lebih dari senjata buatan sendiri dan pengetahuan tentang medan, beberapa dari kelompok ini mengejutkan militer dengan keefektifannya, menurut beberapa analis.
 
Junta menanggapi dengan serangan yang menurut kelompok hak asasi manusia termasuk penghancuran desa, pembunuhan massal di luar hukum dan serangan udara terhadap warga sipil.
 
Pada Jumat pekan lalu, pasukan junta dengan helikopter menyerang kota Depeyin di Sagaing.
 
Militer mengatakan, mereka menargetkan pejuang dari PDF dan kelompok pemberontak etnis di daerah itu. Militer menuduh pemberontak menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
 
Badan anak-anak PBB mengatakan sedikitnya 11 anak sekolah tewas dalam insiden itu, dengan 15 lainnya masih hilang.
 
Baca juga: Serangan Mengerikan Junta Myanmar, 11 Anak Sekolah Tewas
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan