"Hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting para leaders, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia," kata Jokowi dalam jumpa pers di Labuan Bajo, Kamis, 11 Mei 2023.
"Dan saya mengajak negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku utama," katanya.
Baca: Mantap! Pemimpin ASEAN Deklarasikan Komitmen Lawan TPPO. |
Presiden Jokowi sejak awal mengusulkan pembahasan mengenai pemberantasan perdagangan orang, khususnya terkait penyalahgunaan teknologi.
Pasalnya, dalam setahun terakhir, marak sekali kasus perdagangan orang dengan kasus online scams. Para korban berasal dari beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Bahkan, lokasi perdagangan orang juga tersebar di beberapa negara Asia Tenggara. Karenanya, ia mengusulkan agar kasus ini dibahas dalam KTT ke-42 ASEAN.
Deklarasi Pemberantasan TPPO Disepakati
Para pemimpin ASEAN kemarin sudah menyepakati deklarasi pemberantasan TPPO. "Kami memahami sifat TPPO yang kompleks, lintas sektoral dan multidimensi, serta tantangan tambahan dalam pelaksanaannya melalui teknologi yang memerlukan tanggan regional secara kolektif segera," kata mereka."ASEAN menegaskan kembali komitmen kami untuk kerja sama regional dan internasional yang lebih kuat dan lebih efektif melawan TPPO, sambil mengakui perbedaan dalam sistem hukum kami," sambung deklarasi tersebut.
ASEAN juga sepakat untuk memperkuat upaya regional mengidentifikasi korban perdagangan dan calon korban.
Hal ini akan dilakukan melalui metode berbasis teknologi untuk mencegah kriminalisasi dan penahanan mereka, tunduk pada hukum domestik, serta mendorong pengembangan pedoman identifikasi yang direkomendasikan di tingkat nasional.
Tak hanya itu, anggota ASEAN juga diharuskan merespons dan memberikan bantuan kepada korban TPPO. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan akses bantuan hukum dan pemulihan serta pengaduan.
WNI banyak jadi korban TPPO Online Scams
Tahun lalu, 1.138 WNI korban perdagangan manusia yang dipekerjakan di online scams, berhasil dipulangkan dari Kamboja.Dalam jumpa persnya pekan lalu, Retno mengatakan, kasus online scams ini sudah menjadi masalah regional dengan korban berasal dari berbagai negara. Untuk korban Indonesia, tercatat berada di Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina.
"Korban perdagangan manusia yang dilakukan melalui online scams semakin marak di Asia Tenggara," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News