Asap dari erupsi Gunung Berapi Kanlaon di Filipina, 3 Juni 2024. (AFP)
Asap dari erupsi Gunung Berapi Kanlaon di Filipina, 3 Juni 2024. (AFP)

Gunung Api Kanlaon Meletus, Filipina Kembali Tingkatkan Kewaspadaan

Marcheilla Ariesta • 04 Juni 2024 13:29
Manila: Tingkat kewaspadaan gunung berapi Kanlaon di Filipina dinaikkan setelah terjadinya letusan eksplosif yang memicu lontaran gumpalan abu, gas, dan batu sejauh 5 kilometer ke angkasa, lapor badan vulkanologi negara tersebut.
 
Gunung Kanlaon di pulau tengah Negros meletus selama enam menit sebelum pukul 19.00 waktu setempat pada Senin kemarin. Hal ini memicu peringatan bagi penduduk sekitar untuk mengenakan masker karena ancaman gas vulkanik dan abu yang berjatuhan.
 
“Saat gunung meletus, kami mendengar suara seperti guntur,” Ethan Asentista-Khoo (35) dari rumahnya di desa Pula, sekitar 6 km dari gunung berapi.

“Seperti terjadi kebakaran di mulut gunung berapi, yang berlangsung sekitar satu hingga dua menit. Saya tidak melihat ada lahar atau batu yang keluar,” lanjutnya dilansir dari AFP, Selasa, 4 Juni 2024.
 
Filipina terletak di ‘Cincin Api’ Pasifik yang aktif secara seismik dan menampung lebih dari separuh gunung berapi di dunia.
 
Kanlaon merupakan salah satu dari 24 gunung berapi aktif di negara kepulauan.
 
“Letusan eksplosif menghasilkan semburan besar dan pijar yang dengan cepat naik hingga 5.000 meter di atas lubang tersebut,” kata Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, yang meningkatkan tingkat kewaspadaan dari satu menjadi dua pada skala nol hingga lima.
 
Ia juga mengamati longsoran abu vulkanik, batuan dan gas yang "kemungkinan pendek", yang dikenal sebagai arus kepadatan piroklastik, di lereng Kanlaon.
 
Joe Alingasa, petugas penyelamat di kota San Carlos, mengatakan mereka berencana mengevakuasi sekitar 500 keluarga dari rumah-rumah terdekat gunung berapi "sesegera mungkin".
 
“Kami telah mengerahkan tim untuk evakuasi awal warga kami,” kata Alingasa kepada AFP.
 
“Kami juga mengambil masker karena warga melaporkan adanya bau belerang yang menyengat di daerah tersebut,” imbuhnya.
 
Badan vulkanologi mengatakan, pilot harus menghindari terbang dekat puncak gunung berapi karena abu dari letusan mendadak dapat membahayakan pesawat mereka.  Letusan bisa mematikan, dan aliran piroklastik serta lahar serta hujan abu menimbulkan bahaya bagi masyarakat di sekitar gunung berapi.
 
Aliran piroklastik adalah campuran batuan dan abu panas yang mempercepat penurunan lereng gunung berapi, membakar semua yang dilaluinya. Sementara lahar adalah aliran besar puing-puing vulkanik yang mengendap di lereng gunung berapi dan diakibatkan oleh hujan deras.
 
Baca juga:  Gunung Mayon Makin Panas, 14 Ribu Warga Filipina Diungsikan Beberapa Bulan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan