Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan. (Dita Alangkara / POOL / AFP)
Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan. (Dita Alangkara / POOL / AFP)

Malaysia Bertekad Gunakan Semua Saluran Diplomatik untuk Dukung Palestina

Willy Haryono • 20 Maret 2024 11:28
Kuala Lumpur: Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan menegaskan bahwa Kuala Lumpur terus menggunakan seluruh saluran diplomatik yang tersedia dalam menekan komunitas global untuk bertindak atas nama kemanusiaan demi Palestina.
 
"Pertama, melembagakan gencatan senjata segera dan permanen. Kedua, membangun akses aman dan tanpa hambatan untuk penyaluran bantuan. Dan ketiga, memastikan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional," kata Mohamad dalam pidato utama di Forum Terbuka Mengenai Isu Palestina: Kampanye Hak Asasi Manusia dan Hukum Internasional — Apa Peran Malaysia? di Universiti Malaya pada Selasa, 19 Maret 2024.
 
Mengutip dari Malay Mail, Mohamad mengatakan rakyat Malaysia harus mengerahkan kekuatan dan ketahanan mereka dalam mendorong perjuangan rakyat Palestina.

Ia menekankan bahwa meski perjalanan ke depan mungkin panjang dan penuh tantangan, Malaysia tidak akan pernah menyerah. Melalui program wacana dan advokasi, kami bertujuan mendapatkan lebih banyak dukungan dari pemerintah untuk berpihak pada kemanusiaan, tambahnya.
 
Lebih lanjut Mohamad menyatakan bahwa ke depan, upaya diplomatik dan hukum Malaysia akan dipandu tiga pilar besar: mengatasi akar masalah, menegakkan hukum internasional, dan mengakhiri impunitas.

Kekejaman Israel

Pekan kemarin, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengkritik negara-negara Barat karena kurangnya tindakan mereka terhadap kekejaman Israel di Gaza.
 
"Ke mana kita telah membuang kemanusiaan kita, kenapa ada kemunafikan seperti ini?" tanya Ibrahim dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz usai pertemuan mereka di Berlin.
 
Ketika ditanya apakah ia mengutuk serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, dan apakah ia mendukung upaya membebaskan sandera Israel, Anwar mengatakan negara-negara Barat harus mengakhiri sikap "selektif" dan "ambivalen" mereka.
 
"Yang saya tolak keras adalah narasi ini, obsesi ini, seolah-olah seluruh masalah dimulai dan diakhiri pada tanggal 7 Oktober. Ini tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober, dan tidak berakhir pada tanggal 7 Oktober. Ini dimulai empat dekade sebelumnya, dan itu berlanjut setiap hari," tegasnya.
 
Anwar mengatakan kebijakan Israel selama puluhan tahun terhadap warga Palestina dan kekejamannya adalah akar penyebab konflik yang sedang berlangsung.
 
"Kami menentang kolonialisme, atau apartheid, atau pembersihan etnis, atau perampasan negara mana pun, baik di Ukraina, atau di Gaza. Kami tidak dapat menghapus kekejaman dan perampasan yang telah berlangsung selama 40 tahun, yang telah menimbulkan reaksi dan kemarahan dari masyarakat," ungkap Anwar.
 
Baca juga:  PM Malaysia Mengaku Diancam Usai Nyatakan Bela Palestina

Aksi Solidaritas Malaysia untuk Palestina

Sementara itu, ratusan hingga ribuan warga Malaysia terus melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina sejak meletusnya perang di Gaza. Di awal Maret, ratusan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di pusat kota Kuala Lumpur untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
 
Mereka terlihat membawa bendera Palestina dan poster bertuliskan kata-kata mendesak gencatan senjata di Gaza, serta gambar PM Israel Benjamin Netanyahu yang digambarkan sebagai pemimpin Nazi dengan simbol Swastika.
 
Di antara massa, putri dari PM Malaysia, Nurul Izzah Anwar, mendesak masyarakat untuk bergabung dalam demonstrasi menentang genosida.
 
Aksi serupa terjadi pada 22 Oktober, sekitar dua pekan usai meletusnya perang di Gaza. Ribuan warga Malaysia melakukan unjuk rasa, yang merupakan demonstrasi ketiga dalam 10 hari terakhir sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
 
Acara tersebut diselenggarakan lembaga swadaya masyarakat kemanusiaan Viva Palestina Malaysia (VPM) dan MyCare. Sebelumnya, ada pertemuan di Masjid Nasional pada 13 Oktober, dan demonstrasi ke Kedutaan Besar Amerika Serikat.
 
Dalam aksi demo di Lapangan Merdeka, bendera Palestina terlihat berkibar di lapangan. Nyanyian "Bebaskan Palestina" terdengar dengan diiringi suara tabuhan genderang.
 
Penyelenggara menekankan bahwa aksi solidaritas ini tak boleh menyinggung dan tidak provokatif. Panitia meminta mereka yang hadir untuk menurunkan plakat yang dinilai menghina seseorang secara pribadi, termasuk PM Israel Benjamin Netanyahu.
 
"Keamanan, tolong turunkan plakat itu," terdengar suara ketua VPM Musa Mohd Nordin. "Saya tidak peduli apakah ini kebenaran Anda," katanya kepada seorang pengunjuk rasa yang tidak disebutkan namanya, berdasarkan laporan The Straits Times.
 
Pengamat memperkirakan massa dalam aksi solidaritas Palestina ini berjumlah sekitar 10.000. Menurut Dr Musa, lebih dari 20.000 orang menghadiri acara turun ke jalan. Puncak dari rapat umum tersebut adalah pidato mantan anggota parlemen Permatang Pauh Nurul Izzah Anwar, putri dari PM Anwar Ibrahim.
 
Dia mengkritik negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris, atas dukungan mereka terhadap militer Israel, dengan mengatakan bahwa kedua negara tetap menunjukkan dukungan meski terjadi serangan terhadap rumah sakit dan gereja di Gaza yang mengakibatkan kematian warga sipil, termasuk anak-anak.
 
"Ini bukan tentang agama. Warga Muslim dan Kristen Palestina dibantai. Itu sebabnya kita terbebani untuk memperjuangkan kebebasan Palestina dan mengembalikan pedoman moral kepada dunia," kata Nurul Izzah.

Perang Israel-Hamas

Sebelumnya, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa Malaysia tidak setuju dengan tekanan Barat yang mengecam Hamas.
 
"Saya katakan bahwa kami, secara kebijakan, memiliki hubungan dengan Hamas dari sebelumnya, dan ini akan terus berlanjut," sebut Hamas di Parlemen Malaysia pada 16 Oktober.
 
"Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan sikap mereka yang menekan ketika Hamas menang di Gaza melalui pemilu dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin," sambungnya.
 
Sehari kemudian, Anwar menekankan pentingnya memprioritaskan keselamatan semua orang yang terkena dampak konflik.
 
Israel telah melancarkan "pengepungan total" terhadap Gaza setelah serangan lintas batas terhadap Israel pada 7 Oktober oleh Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sementara menurut data terbaru, korban tewas serangan balasan Israel telah melampaui 31 ribu orang.
 
Konvoi truk yang membawa bantuan kemanusiaan sulit masuk ke Gaza akibat pengepungan Israel. Jika pun ada yang masuk, jumlahnya tidak memadai.
 
Berbicara kepada wartawan setelah aksi solidaritas, Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan dirinya sedang meminta saran dari Kementerian Luar Negeri Malaysia atas tuduhan bahwa media sosial TikTok telah menghapus beberapa konten, termasuk yang melibatkan kata "Hamas."
 
Dia mengungkapkan bahwa keluhan telah diajukan, dan konten salah satu pengguna dihapus satu menit setelah diunggah di TikTok. Menurut pengguna, konten tersebut dihapus karena melanggar pedoman komunitas, kata Fahmi.
 
"Saya telah menghubungi TikTok untuk meminta penjelasan, tapi saya tidak senang dengan apa yang mereka katakan," ucapnya.
 
"Jadi, saya akan meminta arahan dari Wisma Putra mengenai masalah ini dan hal-hal lain," kata Fahmi, merujuk pada Kemenlu Malaysia. Dia menambahkan bahwa dia juga akan mengadakan sesi pengarahan dengan para editor senior mengenai peliputan berita perang Israel-Hamas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan