Dalam sambutan publik di awal pertemuan, Xi mengatakan hubungan Tiongkok-Australia "layak dihargai" tetapi mengalami "sejumlah kendala" dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini adalah sesuatu yang tidak ingin kita lihat," kata Xi Jinping, dikutip dari laman wsws.org, Rabu, 16 November 2022.
PM Albanese mengatakan, hubungan bilateral dengan Tiongkok merupakan hal penting. Namun ia mengindikasikan bahwa pemerintah Partai Buruh pimpinannya tidak akan mengubah kebijakan, termasuk dalam menyikapi rivalitas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
"Pertemuan ini merupakan langkah penting menuju stabilisasi hubungan Australia-Tiongkok," kata PM Albanese.
Ia mengatakan keduanya membahas tantangan terhadap perdamaian dan keamanan internasional, termasuk invasi Rusia ke Ukraina serta isu bilateral, perdagangan, konsuler dan hak asasi manusia.
Belakangan, PM Albanese juga mengatakan dalam konferensi pers bahwa dirinya meminta Tiongkok untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia, khususnya terkait kekhawatiran penggunaan senjata nuklir taktis. Ia memberi tahu Xi bahwa perang di Ukraina berdampak pada ekonomi global dan secara langsung juga berimbas pada harga energi dan inflasi Australia.
Para pemimpin bisnis dan media korporat pada umumnya menyambut baik pertemuan Xi-Albanese, melabelinya sebagai sebuah pertemuan yang "mengatur ulang" hubungan antar kedua negara.
Diskusi dengan Xi Jinping dilakukan PM Albanese usai dirinya bertemu terlebih dahulu dengan Presiden AS Joe Biden selama 40 menit. Sebelumnya, PM Albanese juga telah bertemu sejumlah pejabat keamanan AS di KTT Asia Timur di Kamboja pekan kemarin. (Mustafidhotul Ummah)
Baca: Momen Jabat Tangan Erat Biden dan Jinping
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News