Jakarta: Banyak demokrasi dunia yang menyimpang dari aspirasi nasional. Tak hanya itu, pemimpinnya juga menjadi dalang untuk melakukan kejahatan perang.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, para pemimpin 'jahat' ini mendapat sokongan rakyat yang ditipu parlemen. Ini disampaikannya pada saat memberikan kuliah umum di Rakernas Partai NasDem.
"Ini yang berlaku dengan serangan atas Irak yang dipelopori pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Dua negara yang sering menjadi rujukan negara-negara dunia ketiga yang mau membina asas demokrasi," kata Mahathir dalam Rakernas Partai NasDem di JCC, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.
Baca: Kriteria Pemimpin Negara di Mata Mahathir Mohamad.
Menurutnya, para pemimpin yang seperti ini harusnya diberi gelar penjahat perang. "Mereka adalah contoh bagaimana pemimpin yang curang dan penipu mampu membuat negara-negara yang matang demokrasinya tergelincir dari landasan," ucapnya.
Karena itu, kata Mahathir, pemimpin yang mau memimpin kepemimpinan nasional, harus seseorang yang mempunyai jati diri. Serta, harus berpegang pada nilai murni.
Ia bersyukur mendengar Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin amanah, yang tidak keluar landasan kepemimpinan.
"Pastinya, Partai NasDem dan kepemimpinannya Bapak Surya Paloh turut berperan membantu memastikan kepemimpinan nasional Indonesia terus berbakti kepada rakyatnya, supaya kemajuan lebih baik dapat tercapai," ungkapnya.
Ia mengatakan, seharusnya Malaysia berbangga jika Indonesia mencapai kejayaan dan rakyatnya sejahtera. "Kejayaan ini akan turut dirasa dan dinikmati seluruh Nusantara," pungkasnya.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, para pemimpin 'jahat' ini mendapat sokongan rakyat yang ditipu parlemen. Ini disampaikannya pada saat memberikan kuliah umum di Rakernas Partai NasDem.
"Ini yang berlaku dengan serangan atas Irak yang dipelopori pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Dua negara yang sering menjadi rujukan negara-negara dunia ketiga yang mau membina asas demokrasi," kata Mahathir dalam Rakernas Partai NasDem di JCC, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.
Baca: Kriteria Pemimpin Negara di Mata Mahathir Mohamad.
Menurutnya, para pemimpin yang seperti ini harusnya diberi gelar penjahat perang. "Mereka adalah contoh bagaimana pemimpin yang curang dan penipu mampu membuat negara-negara yang matang demokrasinya tergelincir dari landasan," ucapnya.
Karena itu, kata Mahathir, pemimpin yang mau memimpin kepemimpinan nasional, harus seseorang yang mempunyai jati diri. Serta, harus berpegang pada nilai murni.
Ia bersyukur mendengar Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin amanah, yang tidak keluar landasan kepemimpinan.
"Pastinya, Partai NasDem dan kepemimpinannya Bapak Surya Paloh turut berperan membantu memastikan kepemimpinan nasional Indonesia terus berbakti kepada rakyatnya, supaya kemajuan lebih baik dapat tercapai," ungkapnya.
Ia mengatakan, seharusnya Malaysia berbangga jika Indonesia mencapai kejayaan dan rakyatnya sejahtera. "Kejayaan ini akan turut dirasa dan dinikmati seluruh Nusantara," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News