Personel TNI dan ADF mengikuti latihan Keris Woomera di Pantai Banongan, Banyuwangi, Jawa Timur, 11 November 2024. (defence.gov.au)
Personel TNI dan ADF mengikuti latihan Keris Woomera di Pantai Banongan, Banyuwangi, Jawa Timur, 11 November 2024. (defence.gov.au)

Bersama Atasi Tantangan, Keris Woomera Perkuat Interoperabilitas Militer RI-Australia

Willy Haryono • 16 November 2024 06:59
Situbondo: Militer Indonesia dan Australia menjalin hubungan kuat dari waktu ke waktu melalui berbagai kegiatan bersama, termasuk latihan gabungan. Untuk tahun ini, militer kedua negara — TNI dan ADF — melaksanakan latihan gabungan bernama Keris Woomera 2024.
 
Disebut sebagai latihan gabungan terbesar dan terkompleks, Keris Woomera beserta kegiatan terkaitnya berjalan dengan baik di tengah berbagai tantangan.
 
“Selalu ada tantangan. Tapi kami bisa bekerja sama dan kemampuan interoperabilitas kedua pasukan sangat positif sejak awal,” ucap Asisten Operasi Latgabma Keris Woomera Kolonel (Mar) Alexander C. W. dalam keterangan kepada awak media, Jumat, 15 November 2024.

Kolonel Alex mengatakan bahwa TNI dan ADF melakukan operasi gabungan dari waktu ke waktu, entah itu di negara yang terdampak siklon tropis, gempa bumi, atau erupsi gunung seperti yang terjadi di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
 
Hadir bersama Kolonel Alex, Komandan Pasukan Pendaratan dari Gugus Tugas Australia Kolonel Judd Finger juga mengatakan bahwa Keris Woomera 2024, termasuk latihan operasi evakuasi non-kombatan (NEO), berjalan dengan baik. Ia mengatakan interoperabilitas TNI dan ADF terjalin kuat sejak bertahun-tahun, dan kini diperkuat dengan Keris Woomera 2024.
 
“Tujuan dari latihan ini adalah memperkuat interoperabilitas dan kapabilitas militer Indonesia dan Australia. Di kawasan ini rentan terjadi bencana alam, dan oleh karenanya TNI bersama ADF bekerja sama dalam mengevakuasi non-kombatan secara aman,” tutur Finger.
 
Selain mengenai interoperabilitas, tantangan lain adalah hambatan bahasa atau language barrier. Tidak semua personel TNI bisa berbahasa Inggris, begitu juga sebaliknya dengan prajurit ADF perihal Bahasa Indonesia. Kolonel Alex dan Finger mengatakan bahwa ini juga merupakan salah satu tantangan dalam mengkoordinasikan operasi.
 
“Namun, itu semua bisa kita eliminir dengan beberapa personel yang kita bawa sebagai language assistant untuk membantu permasalahan tersebut,” sebut Kolonel Alex.
 
“Tantangan lain berasal dari rekan-rekan Australia mengenai cuaca, di sini yang memang berbeda dari negaranya. Ini juga cukup berpengaruh terhadap kondisi mereka,” sambungnya.
 
Baca juga:  Keris Woomera 2024 Perlihatkan Kedekatan Militer Indonesia-Australia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan