Sekelompok perwakilan etnis Karen berunjuk rasa di kota Yangon, Myanmar pada 11 Februari 2021. (Ye Aung THU / AFP)
Sekelompok perwakilan etnis Karen berunjuk rasa di kota Yangon, Myanmar pada 11 Februari 2021. (Ye Aung THU / AFP)

Thailand Antisipasi Kemungkinan Masuknya Ribuan Pengungsi Myanmar

Willy Haryono • 29 Maret 2021 17:03
Bangkok: Otoritas Thailand di sepanjang perbatasan barat laut mengantisipasi dan bersiap menghadapi kemungkinan masuknya ribuan pengungsi asal Myanmar pada Senin, 29 Maret 2021. Sebelumnya, ribuan etnis Karen beramai-ramai memasuki Thailand dalam upaya menghindari serangan udara junta militer Myanmar.
 
Dilansir dari Al Arabiya, Thailand memprediksi gelombang kedatangan ribuan pengungsi Myanmar masih mungkin terjadi hari ini.
 
Menurut laporan agensi bantuan kemanusiaan Free Burma Rangers, militer Myanmar melancarkan tiga serangan udara sejak Minggu malam hingga Senin. Ketiga serangan tersebut kemungkinan telah melukai satu warga, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Hari Minggu kemarin, sekitar 3.000 etnis Karen diyakini telah melintasi sungai di area perbatasan menuju Thailand. Mereka semua pergi ke provinsi Mae Hong Son di Thailand usai dua hari sebelumnya berusaha melarikan diri dari serangan udara.
 
Sebuah video memperlihatkan sekelompok warga desa, sebagian di antaranya anak-anak, beristirahat di sebuah area dekat hutan di perbatasan Myanmar. Mereka terlihat membawa sejumlah barang-barang pribadi seperti pakaian.
 
Dalam serangan hari Minggu kemarin, militer Myanmar menjatuhkan bom ke sebuah posisi gerilyawan Karen di area Sungai Salween, distrik Mutraw. Menurut keterangan Free Burma Rangers, serangan tersebut menewaskan dua gerilyawan dan melukai sejumlah lainnya.
 
Pada Sabtu malam, pesawat militer Myanmar dua kali menjatuhkan bom di desa Deh Bu Noh di distrik Mutraw. Serangan tersebut menewaskan setidaknya dua warga desa.
 
Rentetan serangan udara Myanmar diyakini sebagai serangan terhadap Pasukan Pembebasan Nasional Karen, yang selama ini berjuang mendapatkan otonomi di Myanmar. Sejak kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari lalu, aktivitas gerilyawan Karen terus meningkat.
 
Ketegangan di perbatasan terjadi saat ribuan warga Myanmar berunjuk rasa menentang kudeta di sejumlah kota-kota besar seperti Naypyidaw dan Yangon.
 
Hari paling mematikan terjadi pada Sabtu kemarin, di saat lebih dari 100 demonstran tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar. Menurut catatan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), total kematian demonstran di Myanmar telah mencapai 459.
 
Baca:  Biden: Kekerasan terhadap Pedemo Myanmar Sudah Sangat Keterlaluan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan