Komentar Biden disampaikan satu hari usai lebih dari 100 demonstran tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di sejumlah wilayah Myanmar pada Sabtu kemarin.
Kematian terjadi saat junta militer Myanmar menggelar parade dalam memperingati Hari Pasukan Bersenjata. Pada malam harinya, junta militer Myanmar menggelar pesta mewah yang dihadiri sejumlah jenderal.
Baca: Junta Myanmar Malah Berpesta di Hari Tewasnya Lebih dari 100 Pedemo
"Sungguh mengerikan," ucap Biden kepada awak media saat ditanya mengenai tingginya angka kematian di Myanmar sepanjang Sabtu kemarin.
"Benar-benar sudah sangat keterlaluan. Berdasarkan laporan yang saya terima, begitu banyak orang yang dibunuh begitu saja," lanjut dia, dikutip dari laman SCMP pada Senin, 29 Maret 2021.
Saat ditanya apakah AS akan merespons kekejaman junta militer Myanmar dengan sanksi, Biden menjawab: "Saat ini kami sedang mengupayakan hal tersebut."
Kecaman Biden disampaikan usai menteri pertahanan dari 12 negara, termasuk AS, merilis pernyataan gabungan yang "mengutuk keras" junta militer Myanmar.
"Militer profesional selalu mengikuti standar internasional dalam bertindak dan melindungi -- bukan melukai -- masyarakat," ujar para Menhan.
Selain AS, negara lain yang turut menandatangani pernyataan gabungan tersebut adalah Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, Jerman, Yunani, Italia, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru.
Menurut catatan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), 12 orang tewas dalam beberapa insiden terpisah di Myanmar sepanjang hari Minggu. Tambahan data tersebut menjadikan total kematian demonstran Myanmar versi AAPP mencapai 459.
Masih di hari yang sama, pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan secara acak ke sekelompok orang yang sedang menghadiri proses pemakaman seorang mahasiswa di kota dekat Yangon.
Sementara di area perbatasan, ribuan warga Myanmar dikabarkan melarikan diri ke Thailand usai junta militer melancarkan serangan udara yang ditujukan kepada sejumlah grup milisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News