"Pembuatan kebijakan, termasuk dalam kebijakan luar negeri, terhambat oleh pembatasan dan ketidakpastian akibat pandemi. Namun, teknologi digital membantu dalam mengatasi hambatan itu," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne dalam pidatonya di Konferensi Internasional Diplomasi Digital (ICDD), Selasa, 16 November 2021.
Menurutnya, teknologi harus dapat dimanfaatkan karena turut berpengaruh penting terhadap pemulihan ekonomi dan sosial di kawasan.
Menurut Payne, teknologi adalah salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri Australia. Karenanya, Negeri Kanguru merilis strategi keterlibatan siber dan teknologi internasional pada April tahun ini.
"Tujuan kami dalam strategi ini adalah untuk Australia, Indo-Pasifik, dan dunia yang aman dan sejahtera yang dimungkinkan oleh dunia maya dan teknologi," ujarnya.
"Australia juga memiliki strategi ekonomi digital yang bertujuan menjadikan negara kami sebagai ekonomi digital terkemmuka pada 2030," lanjut Payne.
Sementara itu, kata dia, diplomasi digital dapat menjadi alat yang ampuh, namun juga menghasilkan tantangan. Hal ini termasuk akurasi ketepatan waktu, dan banyaknya informasi yang ditangani setiap hari selama pandemi.
Salah satu yang menjadi perhatian, kata Payne, adalah bahaya disinformasi dan misinformasi mengenai Covid-19 dan vaksin. Menurutnya, bahaya tersebut harus dilawan dengan fakta dan transparansi.
"Di Australia, kami menggunakan saluran media sosial untuk menyoroti vaksin, pengiriman, dan dukungan kesehatan di Indo-Pasifik, dan untuk menginformasikan kepada wisatawan mengenai perkembangan pandemi," terang Payne.
Ia berharap ke depannya, diplomasi digital dapat berlanjut dan bersifat melengkapi tanpa sepenuhnya menggantikan diplomasi konvensional tatap muka.
Baca: Menlu Retno Paparkan 3 Poin Penting Diplomasi Digital di ICDD 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News