Para penumpang pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi akhirnya tiba di Bandara Changi, Singapura, 22 Mei 2024. (Roslan RAHMAN / AFP)
Para penumpang pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi akhirnya tiba di Bandara Changi, Singapura, 22 Mei 2024. (Roslan RAHMAN / AFP)

Penumpang Singapore Airlines yang Terkena Turbulensi Tiba di Bandara Changi

Medcom • 22 Mei 2024 13:50
Singapura: Total 131 penumpang dan 12 awak pesawat maskapai Singapore Airlines (SIA) yang terkena turbulensi parah dalam penerbangan dari London ke Singapura akhirnya tiba di Bandara Changi pada Rabu, 22 Mei 2024, dini hari. 
 
Usai mengalami turbulensi, penerbangan itu dialihkan ke Bangkok. Di sana, para korban luka turbulensi dibawa ke rumah sakit. Selang beberapa waktu, para penumpang dan kru kembali terbang ke Singapura dengan penerbangan bantuan.
 
Mengutip Channel News Asia, foto-foto dari bagian dalam pesawat menunjukkan luka besar di panel kabin atas, masker gas dan panel tergantung di langit-langit, serta barang-barang tas tangan yang berserakan. 

Seorang pria Inggris bernama Geoff Kitchen (73) meninggal karena dugaan serangan jantung dan sekitar 30 orang lain terluka, beberapa di antaranya mengalami kritis. 
 
Penumpang berkebangsaan Inggris tersebut dari Thornbury, dekat Bristol, Inggris Barat Daya. Ia diyakini berada di dalam pesawat bersama istrinya untuk berlibur selama enam minggu. 
 
Dalam pembaruan informasi di Facebook, SIA mengatakan penumpang dan awak SQ321 tiba pukul 05.05 pagi melalui penerbangan bantuan. Mereka diterima setibanya di Bandara Changi oleh Chief Executive Officer (CEO) SIA, Goh Choon Phong.
 
"Transportasi ke rumah atau akomodasi hotel telah diatur bagi penumpang yang bepergian ke Singapura," kata pihak maskapai, dikutip dari CNA, Rabu, 22 Mei 2024.
 
"Bagi penumpang dengan koneksi lanjutan, kami telah memesan ulang pada penerbangan alternatif. Kami juga telah mengatur akomodasi hotel atau akses lounge agar mereka dapat beristirahat hingga penerbangan berikutnya," lanjutnya.
 
Reuters melaporkan lusinan penumpang diam-diam meninggalkan jet Singapore Airlines, sebagian besar mengabaikan media yang menunggu kedatangan mereka. 
 
Beberapa orang menanggapi pertanyaan yang dilontarkan dan membenarkan bahwa mereka telah melakukan perjalanan awal London-Singapura dan mengatakan ‘penerbangan bagus’ ketika ditanya tentang penerbangan yang mendarat darurat Bangkok.
 
"Saya melihat orang-orang dari seberang lorong berjalan horizontal, membentur langit-langit dan mendarat kembali dengan posisi yang sangat canggung. Orang-orang seperti mendapat luka parah di kepala, gegar otak," tutur Dzafran Azmir (28).
 
Sebelumnya, ia menceritakan perasaannya dengan kemiringan pesawat ke atas dan mulai bergetar. 
 
"Tiba-tiba terjadi penurunan yang sangat drastis sehingga setiap orang yang duduk dan tidak memakai sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit, beberapa orang kepalanya terbentur kabin bagasi di atas dan penyok. Mereka menabrak tempat lampu dan masker serta langsung menerobosnya," jelas siswa tersebut yang naik pesawat setelah tiba di Singapura.

Terima Perawatan Medis

Hingga Rabu dini hari, 79 penumpang dan enam awak SQ321 lainnya masih berada di Bangkok. 
 
"Ini termasuk mereka yang menerima perawatan medis, serta anggota keluarga dan orang-orang terkasih mereka yang berada dalam penerbangan tersebut," kata SIA. 
 
"Tim SIA berdedikasi dari Singapura berada di Bangkok untuk membantu kolega kami dan pihak berwenang setempat. Kami memberikan semua dukungan yang memungkinkan kepada penumpang dan awak SQ321 tetap berada di Bangkok," tegasnya.
 
Selain itu, maskapai ini juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya penumpang asal Inggris tersebut. 
 
"Atas nama Singapore Airlines, saya ingin menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari penumpang yang meninggal dunia. Kami juga meminta maaf sebesar-besarnya atas trauma yang dialami seluruh penumpang dan awak penerbangan ini," tutur CEO Goh. 
 
"Kami memberikan semua bantuan dan dukungan yang mungkin diberikan kepada mereka, bersama dengan keluarga dan orang-orang terkasih mereka, selama masa sulit ini. Kesejahteraan penumpang dan staf kami adalah prioritas utama kami," lanjutnya.

Kronologi

Dalam pesan video tersebut, CEO Goh memaparkan kronologi kejadiannya. 
 
Penerbangan SQ321 mengalami turbulensi ekstrem secara tiba-tiba di atas Cekungan Irrawaddy pada ketinggian 37.000 kaki sekitar 10 jam setelah keberangkatan dari Bandara Heathrow, London. 
 
Diketahui, penerbangan tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak.  
 
Sementara itu, pilot menyatakan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat Boeing 777-300ER ke Bangkok sehingga mendarat darurat pukul 15.45 waktu setempat.
 
"Singapore Airlines dengan cepat mengirimkan tim ke Bangkok tadi malam dan mereka telah membantu rekan-rekan kami dengan dukungan di lapangan," jelas CEO Goh. 
 
"Kami sepenuhnya bekerja sama dengan otoritas terkait dalam penyelidikan," tuturnya.
 
Biro Investigasi Keselamatan Transportasi (TSIB) Singapura yang merupakan bagian dari Kementerian Transportasi sedang membuka penyelidikan atas hal yang terjadi pada SQ321.
 
Dikatakan, mereka telah melakukan kontak dengan mitranya di Thailand dan akan mengirimkan penyelidik ke Bangkok.
 
Sebagai informasi, kerabat yang mencari informasi dapat menghubungi hotline Singapore Airlines di +65 6542 3311 (Singapura), 1800-845-313 (Australia) dan 080-0066-8194 (Inggris).

Penumpang Teriak Kesakitan

Penyedia pelacakan pesawat FlightRadar24 mengatakan sekitar pukul 15.49 waktu Singapura, penerbangan London-Singapura mengalami perubahan kecepatan vertikal yang cepat dan konsisten dengan peristiwa turbulensi secara tiba-tiba.
 
"Ada badai petir di wilayah tersebut saat itu," ungkap pihak FlightRadar24.
 
Turbulensi memiliki banyak penyebab yang paling jelas adalah pola cuaca yang tidak stabil yang memicu badai, tetapi penerbangan ini bisa saja dipengaruhi oleh turbulensi udara jernih yang sangat sulit dideteksi.
 
Melansir CNA, foto yang dikirim menunjukkan nampan makanan dan barang-barang berserakan di tanah. Selain itu, masker oksigen terlihat tergantung di timbangan dan bagian interior pesawat tampak rusak.
 
Penumpang Andrew Davies mengatakan tanda sabuk pengaman dinyalakan beberapa saat sebelum pesawat turun. 
 
"Banyak sekali yang terluka, kepala robek, telinga berdarah,” tulisnya di media sosial X dan menambahkan seorang penumpang perempuan menjerit kesakitan.
 
"Turbulensi parah seperti yang dialami SQ321 sangat jarang terjadi," kata para analis dengan menuturkan turbulensi biasanya tidak menimbulkan korban jiwa atau cedera dalam jumlah besar.
 
Menurut Layanan Cuaca Nasional Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat, Analis penerbangan independen Alvin Lie menyatakan intensitas turbulensi pada penerbangan Singapore Airlines kemungkinan termasuk ‘ekstrem’ dan klasifikasi tertinggi.
 
Turbulensi ekstrem tersebut menyebabkan pesawat terombang-ambing dengan keras dan hampir mustahil dikendalikan. Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan struktural.
 
Lie mengatakan bahwa SQ321 kemungkinan mengalami turbulensi udara jernih (CAT).
 
"Biasanya turbulensi akibat pergerakan awan, pilot akan diberi peringatan di radar agar bisa menghindarinya atau memberitahu awak dan penumpang untuk memakai sabuk pengaman," ujarnya. 
 
"Melihat jumlah korban luka, saya yakin SQ321 bertabrakan dengan CAT, kejadian sebuah pesawat bisa terombang-ambing dengan keras," jelas analis tersebut.
 
Ia juga menambahkan CAT dapat menyerang tanpa melihat situasi penerbangan. Lie juga menegaskan kembali fenomena ini jarang terjadi dalam keadaan parah.
 
"Tidak ada cara untuk mengetahui kapan atau di mana CAT dapat terjadi, serta tingkat keparahan dan intensitasnya. Saya yakin ada banyak pesawat lain yang terbang di area tersebut pada waktu yang sama dengan SQ321 (tetapi tidak terpengaruh). Hal itu hanya nasib buruk," jelasnya. (Theresia Vania Somawidjaja)
 
Baca juga:  Tak Ada WNI Jadi Korban dalam Insiden Turbulensi Singapore Airlines
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan