Ratusan demonstran Myanmar mendatangi gedung KBRI Yangon pada Selasa, 23 Februari 2021. (Sai Aung Main/AFP)
Ratusan demonstran Myanmar mendatangi gedung KBRI Yangon pada Selasa, 23 Februari 2021. (Sai Aung Main/AFP)

KBRI Yangon Didemo karena Pemberitaan yang Keliru

Marcheilla Ariesta • 23 Februari 2021 15:40
Jakarta: Gedung Kedutaan Besar RI di Yangon didemo massa. Aksi protes dilakukan usai adanya pemberitaan dari kantor berita Reuters yang menyebut Indonesia mendukung pemilu ulang yang dijanjikan militer Myanmar.
 
Protes di depan gedung KBRI Yangon dibenarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
 
"Hari ini, ada demonstrasi di depan gedung KBRI kita di Yangon, Myanmar. Namun, unjuk rasa dan penyampaian harapan dari masyarakat Myanmar sendiri berlangsung dari hari ke hari," ucap Faizasyah dalam jumpa pers virtual, Selasa, 23 Februari 2021.

Ia mengatakan, pemberitaan Reuters yang mengesankan ada rencana aksi yang didorong Indonesia itulah penyebab terjadinya unjuk rasa tersebut.
 
"Faktanya salah, dan malah menyebabkan adanya demonstrasi di depan gedung KBRI kita," tuturnya.
 
Faizasyah menuturkan pemberitaan tersebut membuat kesalahpahaman di masyarakat Myanmar. Mereka menganggap seakan-akan posisi Indonesia telah berubah.
 
"Dan faktanya posisi Indonesia tidak berubah, yang dilakukan Menlu Retno (Marsudi) hanyalah menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi dan PM Malaysia. Apa yang dilakukan adalah mengumpulkan pandangan-pandangan para Menlu ASEAN," tuturnya.
 
Baca:  Menlu Retno: Transisi Demokrasi di Myanmar Harus Sesuai Keinginan Rakyat
 
Sebelumnya, laporan Reuters mengatakan bahwa Indonesia mendorong rencana ASEAN untuk mengirim pengawas untuk memastikan junta mengadakan pemilihan yang adil, seperti yang telah dijanjikan.
 
Namun, pemberitaan tersebut dibantah tegas oleh Faizasyah. Faizasyah mengatakan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia Muhyiddin Yassin beberapa waktu lalu, ada permintaan agar para menteri luar negeri anggota ASEAN melakukan pertemuan khusus membahas situasi di Myanmar.
 
Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan kunjungan ke negara-negara ASEAN, dimulai dari Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN tahun ini. Kemudian, Retno melanjutkan kunjungan ke Singapura dan membahas mengenai situasi di Myanmar.
 
"Proses (pertemuan dengan menlu negara ASEAN) masih berjalan," kata Faizasyah.
 
Faizasyah mengatakan pertemuan tersebut dilakukan untuk menangkap pandangan mitra - dalam hal ini negara ASEAN - terhadap situasi di Myanmar. Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk berkonsultasi mengenai saran para pemimpin negara dalam membuat Pertemuan Khusus Menlu ASEAN tersebut.
 
"Terlalu dini kalau disebut rencana aksi yang salah satunya menyebutkan seakan-akan mendukung adanya proses pemilu baru di Myanmar. Itu sama sekali bukanlah posisi Indonesia, karena yang ingin kita garisbawahi adalah bagaimana kita mencari penyelesaian damai di Myanmar yang bersifat proses politik demokrasi inklusif yang melibatkan semua pihak," ungkapnya.
 
Ia menambahkan, Retno akan melakukan kunjungan lagi dalam dua hari ke depan.
 
"Jadi saya secara tegas membantah adanya satu plan of action, karena faktanya adalah sekarang merupakan kesempatan bagi menteri luar negeri menyamakan persepsi, mengumpulkan pandangan dari menteri luar negeri lainnya sebelum melakukan suatu pertemuan spesial dari menteri luar negeri ASEAN," tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan