MAF meninggal karena menderita radang paru-paru. Proses pemulangan dimulai ketika pada 13 November 2023 lalu, KBRI Phnom Penh menerima laporan kematian MAF dari Rumah Sakit Khmer-Soviet Friendship.
KBRI Phnom Penh berusaha menelusuri perusahaan yang mempekerjakan almarhum untuk meminta pertanggungjawaban. "Namun, hingga pemulangan jenazah, perusahaan yang diduga terlibat dalam operasi online scam ini tidak dapat diketahui keberadaannya," ujar KBRI Phnom Penh dalam siaran persnya.
MAF awalnya dijanjikan pekerjaan di Thailand sebagai pekerja kantoran dengan gaji USD700 (setara Rp10,7 juta), tetapi justru dikirim ke Kamboja.
Setelah menerima informasi terkait meninggalnya MAF, keluarga sempat mengirim uang sejumlah Rp20 juta kepada agen perekrut sebagai biaya pemulangan jenazah. Hingga kini mereka tidak ditemukan, dan diduga melarikan diri dengan membawa kabur uang tersebut.
Pihak keluarga telah melaporkan agen perekrut kepada Kepolisian Daerah Cianjur dengan dugaan tindak pidana perdagangan orang.
KBRI Phnom Penh bekerja sama dengan Direktorat PWNI Kementerian Luar Negeri untuk memfasilitasi repatriasi jenazah ke Indonesia. Upaya repatriasi dengan fasilitasi dari negara merupakan langkah terakhir.
Pemerintah daerah juga diimbau untuk melakukan upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang. Selain itu, Kementerian Luar Negeri menekankan pentingnya penegakan hukum agar pelaku dapat dijatuhi vonis yang setimpal.
"Pemerintah Republik Indonesia tetap mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan yang tidak jelas prosedurnya dan dapat berujung pada eksploitasi perusahaan," pungkas Kemenlu RI.
Baca juga: 28 WNI Korban TPPO di Kamboja Tiba Pulang ke Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News