Angka tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya, yakni 38,3 persen.
"Di level global, kita tahu orang-orang dengan komorbid lebih berisiko terkena infeksi serius atau bahkan kematian akibat Covid-19," kata Deputi Direktur Pengendalian Penyakit Kemenkes Malaysia, Feisul Idzwan Mustapha.
"Ini termasuk di kalangan orang dengan penyakit diabetes, terlebih jika kondisi mereka tidak ditangani dengan baik," sambungnya, dikutip dari The Straits Times, Minggu, 14 November 2021.
Feisul menambahkan bahwa saat seorang pasien diabetes terinfeksi Covid-19, ada kemungkinan terjadinya gejala-gejala parah termasuk peradangan. Berdasarkan data Kemenkes Malaysia, hampir 1 dari 5 orang dewasa di Negeri Jiran, atau berkisar 3,9 juta jiwa, mengidap diabetes.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, dari total tersebut, sekitar separuh bahkan tidak sadar mereka tengah mengidap diabetes.
Di Hari Diabetes Dunia pada hari Minggu ini, Wakil Presiden Diabetes Malaysia Jong Koi Chong menyerukan masyarakat untuk menjalani pemeriksaan rutin dan mengenali bahaya penyakit tersebut.
"Kemunculan diabetes di kelompok usia muda antara 18 dan 40 tahun bertambah dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir," ujarnya.
Presiden Asosiasi Medis Malaysia, Koh Kar Chai, mengatakan bahwa peningkatan diabetes di usia muda ini sebagian besarnya terkait dengan obesitas di masa kanak-kanak.
"Sebagai negara yang dikenal memiliki tingkat obesitas yang tinggi, warga Malaysia sebaiknya memeriksakan diri lebih sering. Orang dewasa biasanya memeriksakan diri, tapi kita juga perlu melakukannya terhadap anak-anak yang mengalami obesitas," ungkao Koh Kar Chai.
Untuk hipertensi, menurut data Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional Malaysia di tahun 2019, penyakit tersebut menginfeksi 3 dari 10 orang dewasa di Malaysia, atau sekitar 6,4 juta jiwa.
Baca: Malaysia Resmi Beli 150 Ribu Paket Pil Antivirus Covid-19 Molnupiravir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News