Kuala Lumpur: Kementerian Kesehatan Malaysia disebut-sebut telah menyetujui pembelian pil antivirus covid-19, Molnupiravir untuk digunakan di Malaysia.
Dilansir dari Straits Times, Kamis, 11 November 2021, Wakil Menteri Kesehatan Malaysia, Noor Azmi Ghazali mengatakan kepada Parlemen pada Kamis, “Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, telah setuju untuk membeli 150 ribu paket pengobatan molnupiravir (pil antivirus).”
“Ini adalah persiapan untuk penggunaannya di sini setelah persetujuan diberikan oleh Badan Regulasi Farmasi Nasional (NPRA),” ujar Ghazali.
Ia menyatakan, obat oral telah terbukti mengurangi rawat inap pasien covid-19 hingga 50 persen. Pada 4 November, Inggris disebut menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan molnupiravir. Pil antivirus tersebut dikembangkan oleh Merck and Ridgeback Biotherapeutics, berbasis di Amerika Serikat (AS).
Ghazali pun berbicara terkait obat ivermectin. Ia mengatakan, uji klinis kementerian menyimpulkan bahwa selain membuat pasien sakit perut, tidak terdapat perbedaan signifikan antara mereka yang diberi ivermectin dan mereka yang dirawat menggunakan perawatan standar covid-19.
“Uji klinis dilakukan dengan melibatkan lima ratus pasien di 20 rumah sakit dan pusat karantina dan perawatan covid-19 yang diberikan obat selama lima hari,” kata Ghazali.
“Berdasarkan analisis keamanan, mereka yang memakai ivermectin mengalami diare tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang dirawat di bawah standar,” ujarnya, saat menanggapi pertanyaan tambahan yang diajukan oleh anggota parlemen, Abdul Azeez Abdul Rahim.
Pejabat berusia 59 tahun tersebut juga memberitahu Parlemen, temuan Malaysia terkait efektivitas ivermectin dalam mencegah kasus covid-19 yang serius, setelah uji klinis baru-baru ini akan diterbitkan dalam jurnal peer-review medis.
Ia menambahkan, mengikuti temuan, penggunaan ivermectin akan diizinkan hanya di bawah uji klinis yang diawasi di sini. Uji klinis kedua untuk menentukan kemanjuran ivermectin untuk kontak dekat pasien covid-19 akan dilakukan bulan depan.
“Ini akan diberikan kepada kontak dekat pasien covid-19 untuk menentukan apakah mereka akan terinfeksi,” tambahnya. (Nadia Ayu Soraya)
Dilansir dari Straits Times, Kamis, 11 November 2021, Wakil Menteri Kesehatan Malaysia, Noor Azmi Ghazali mengatakan kepada Parlemen pada Kamis, “Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, telah setuju untuk membeli 150 ribu paket pengobatan molnupiravir (pil antivirus).”
“Ini adalah persiapan untuk penggunaannya di sini setelah persetujuan diberikan oleh Badan Regulasi Farmasi Nasional (NPRA),” ujar Ghazali.
Ia menyatakan, obat oral telah terbukti mengurangi rawat inap pasien covid-19 hingga 50 persen. Pada 4 November, Inggris disebut menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan molnupiravir. Pil antivirus tersebut dikembangkan oleh Merck and Ridgeback Biotherapeutics, berbasis di Amerika Serikat (AS).
Ghazali pun berbicara terkait obat ivermectin. Ia mengatakan, uji klinis kementerian menyimpulkan bahwa selain membuat pasien sakit perut, tidak terdapat perbedaan signifikan antara mereka yang diberi ivermectin dan mereka yang dirawat menggunakan perawatan standar covid-19.
“Uji klinis dilakukan dengan melibatkan lima ratus pasien di 20 rumah sakit dan pusat karantina dan perawatan covid-19 yang diberikan obat selama lima hari,” kata Ghazali.
“Berdasarkan analisis keamanan, mereka yang memakai ivermectin mengalami diare tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang dirawat di bawah standar,” ujarnya, saat menanggapi pertanyaan tambahan yang diajukan oleh anggota parlemen, Abdul Azeez Abdul Rahim.
Pejabat berusia 59 tahun tersebut juga memberitahu Parlemen, temuan Malaysia terkait efektivitas ivermectin dalam mencegah kasus covid-19 yang serius, setelah uji klinis baru-baru ini akan diterbitkan dalam jurnal peer-review medis.
Ia menambahkan, mengikuti temuan, penggunaan ivermectin akan diizinkan hanya di bawah uji klinis yang diawasi di sini. Uji klinis kedua untuk menentukan kemanjuran ivermectin untuk kontak dekat pasien covid-19 akan dilakukan bulan depan.
“Ini akan diberikan kepada kontak dekat pasien covid-19 untuk menentukan apakah mereka akan terinfeksi,” tambahnya. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News