Kedelapan WNI itu tetap bertahan di Gaza walau militer Israel memperluas serangannya, termasuk ke kota Rafah yang dihuni banyak pengungsi Palestina.
"Sejak serangan di Rafah, ada empat relawan MER-C yang sudah bisa keluar dari sana, yaitu pada tanggal 21, 23, dan 24 Mei. Keempat WNI itu sudah kembali ke Tanah Air," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers pada Rabu, 29 Mei 2024.
"Posisi terakhir saat ini, ada 8 WNI di Gaza. Sesuai kebijakan MER-C, mereka tetap bertugas di sana sambil menunggu rotasi berikutnya," sambung dia.
Sejak meletusnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, lanjut Judha, adanya terdapat 10 WNI yang tinggal di Gaza. Dari 10 WNI tersebut, delapan berhasil dievakuasi.
Tersisa dua WNI lain, yang merupakan relawan MER-C. Mereka tetap tinggal di Gaza atas pilihan sendiri untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.
MER-C disebut Judha memiliki kebijakan untuk tetap mempertahankan para relawannya di Gaza melalui sistem rotasi. Sejauh ini, MER-C telah mengirim dua gelombang relawan ke Gaza, sedangkan pengiriman ketiga terhambat serangan Israel ke Rafah.
Kemenlu RI terus berkoordinasi dengan MER-C terkait relawan ini, dan juga dengan pihak-pihak lain termasuk tim darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ada di lapangan.
"Hal terpenting adalah para relawan memahami risiko pekerjaan, dan MER-C memiliki rencana kontingensi jika terjadi sesuatu kepada para relawan mereka," tutur Judha.
Baca juga: Guterres 'Terpukul' usai Melihat Foto-Foto Korban Serangan Israel di Rafah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News