Terinspirasi dari pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di Norwegia, Pemerintah Kota Padang dengan Universitas Bung Hatta, Pusat Percepatan Indonesia Bersih (PPIB) dan Circular Connect Foundation (CCF) Organisasi Non Profit di Norwegia yang dibentuk oleh Diaspora Indonesia, didukung oleh Kedutaan Besar RI di Oslo bekerja sama membuat workshop membahas kurikulum sekolah berbasis pengelolahan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di sekolah.
Workshop ini dibuka secara daring pada Minggu, 4 September kemarin oleh Walikota Padang, Hendri Septa, Duta Besar RI untuk Norwegia Todung Mulya Lubis, Rektor UBH Prof. Dr. Tafdil Husni, Ketua CCF Arswendy dan Ketua Pusat Percepatan Indonesia Bersih (PPIB) Dr. Hidayat yang dihadiri 75 peserta dari UBH dan perwakilan SMP di kota Padang.
Dubes Todung menyatakan kegiatan ini sebagai langkah penting transformasi pola pikir tentang sampah di Indonesia yang dimulai dari Padang.
"Di Norwegia, sampah bukanlah limbah tapi adalah peluang bisnis. Industri daur ulang dan energi dari sampah sangat besar baik dari nilai ekonomi maupun manfaatnya di lingkungan. Generasi muda kita harus bisa mengetahui hal ini sehingga Indonesia bisa mentransformasi sampah dari masalah menjadi peluang," katanya dalam keterangan KBRI Oslo, Senin, 5 September 2022.
Dalam sambutannya, Wali Kota Padang Hendri Septa menyampaikan bahwa kegiatan ini tepat waktu karena pengelolaan sampah tidak lagi menjadi pilihan, tapi keharusan.
"Kita harus melakukan perubahan untuk penanggulangan sampah bagi masa depan kita," katanya.
Kota Padang mengeluarkan 600 – 750 ton per hari dan hanya memiliki 16 Hektar lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang diperkirakan akan penuh pada tahun 2026. Walikota Padang juga dalam waktu dekat juga akan membahas mengenai investasi pemanfaatan energi dari sampah di Padang.
Rektor UBH, Tafdil Husni menyampaikan edukasi dan kebiasaan pengelolaan sampah di tingkat SMP penting karena penyelesaian masalah sampah tidak hanya di hilir tapi harus dimulai dari hulu. Ketua PPIB, Dr. Hidayat juga menekankan pentingnya penggerakan generasi muda yang didukung dengan perangkat dan keahlian pemanfaatan sampah sebagai motor utama transformasi sampah.
Ketua CCF, Arswendy mengekspresikan kebahagiaannya sosialisasi ini terlaksana untuk mendukung ekonomi sirkular di Indonesia. "Partipasi Masyarakat sangat penting karena hampir 43 persen sampah di Padang adalah dari rumah tangga” ujarnya.
Dengan sampah yang terpilah, maka sampah dapat lebih mudah untuk di daur ulang dan dimanfaatkan kembali baik sebagai pupuk kompos maupun energi berbasis sampah. Ke depan CCF berencana menjalin kerja sama dengan pihak di Norwegia dan di Indonesia untuk mendorong pemanfaatan dan pendaurulangan sampah di Indonesia, dimulai dari kota Padang.
Baca: Pelepasan Ekspor Satu Ton Bumbu Rendang dan Kalio ke Norwegia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News