Pernyataan tersebut diungkapkan ketika 'pertempuran baru' meletus di sepanjang perbatasan timur Myanmar.
"Kami akan mempertimbangkan saran konstruktif yang dibuat para pemimpin ASEAN ketika situasi kembali stabil di Myanmar," kata Dewan Administrasi Negara Myanmar, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 27 April 2021.
Dalam sebuah pernyataan mereka mengatakan saran para negara tetangganya itu akan dipertimbangkan secara positif jika ASEAN memfasilitasi implementasi program lima langkah junta.
Juru bicara junta militer, Zaw Min Tun mengatakan mereka puas dengan perjalanan tersebut karena dapat menjelaskan 'situasi sebenarnya' kepada para pemimpin ASEAN.
Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Myanmar, Scot Marciel mengatakan KTT ASEAN di Jakarta tidak akan memiliki pengaruh terhadap situasi di Myanmar.
Baca juga: Obama Ajak Dunia untuk Tolak Junta Myanmar
"Harus ada tindak lanjut yang mendesak, dan sanksi yang dikenakan kepada junta untuk penundaan (implementasi kesepakatan). Ada alasan mengapa tidak ada yang mempercayai Tatmadaw di Myanmar," tuturnya.
Setelah dua hari pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta, seorang pemilik kedai teh di Mandalay ditembak mati di tengah protes. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan lebih dari 750 warga sipil tewas setelah kudeta 1 Februari lalu.
Namun, angka kematian tersebut dibantah junta. Menurut mereka, jumlah kematian jauh lebih rendah dari yang disebutkan dan militer menyalahkan pedemo karena dianggap melakukan 'kekerasan'.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News