Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, kondisi di Filipina masih terus dipantau.
"Di Filipina kita juga pantau terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor," ujar Judha dalam jumpa pers virtual, Kamis, 14 April 2022.
"KBRI Manila melakukan koordinasi dengan otoritas setempat yang ada di Filipina dan juga komunitas masyarakat Indonesia yang ada di sana," sambungnya.
Ia menambahkan, tidak ada korban WNI dalam bencana alam ini.
"Hingga saat ini, tidak ada korban WNI dari bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Filipina," ungkapnya.
Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor Landa Filipina, 80 Warga Tewas
Korban tewas akibat tanah longsor dan banjir di Filipina bertambah menjadi 80 pada Rabu, 13 April. Banyak orang hilang dan dikhawatirkan tewas.
Sementera itu, tim penyelamat menggali lebih banyak mayat dengan tangan kosong dan alat berat di desa-desa yang hancur.
Sebagian besar kematian akibat badai tropis Megi -,yang paling kuat melanda kepulauan yang rawan bencana tahun ini,- berada di Provinsi Leyte di mana serangkaian tanah longsor telah menghancurkan masyarakat.
Sebanyak 26 orang tewas dan sekitar 150 orang hilang di desa pesisir Pilar, yang merupakan bagian dari kotamadya Abuyog, setelah semburan lumpur dan tanah pada Selasa mendorong rumah-rumah ke laut dan mengubur sebagian besar pemukiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News