Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Pubik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Foto: Dok.Kemenlu RI
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Pubik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Foto: Dok.Kemenlu RI

Pelaksanaan Konferensi Diplomasi Digital Diharapkan Bantu Pemulihan Ekonomi Bali

Fajar Nugraha • 09 November 2021 08:09
Jakarta: Konferensi Internasional Diplomasi Digital (ICDD) akan dilaksanakan di Bali pada 16 November 2021 mendatang. Diharapkan, konferensi ini bisa memberikan upaya baru dalam pemulihan Bali, khususnya dalam bidang ekonomi pasca-pandemi covid-19.
 
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Pubik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan ICCD ini bertujuan untuk memperluas pertukaran ide, keahlian, pengalaman dan  mencari peluang untuk kerja sama masa depan dalam diplomasi digital di antara  negara-negara di seluruh dunia.
 
Baca: Diplomasi Digital Dapat Tanggapan Positif, Kemenlu Gelar ICDD.

“Selain itu, penyelenggaraan ICDD di Bali diharapkan mampu meningkatkan semangat masyarakat Bali untuk menggiatkan pemulihan ekonominya serta sebagai promosi bahwa Bali telah kembali aman untuk dikunjungi,” ujar Faizasyah, dalam keterangan virtual mengenai ICDD, pada Senin 8 November 2021.
 
“Pembukaan Bali ini juga menjadi langkah konkret dan momentum upaya pemulihan perekonomian dan pembukaan kembali pariwisata Indonesia,” imbuh mantan Duta Besar RI untuk Kanada itu. 
 
Adapun pelaksanaan konferensi ini dilakukan secara hybrid yaitu secara langsung dan virtual. Dengan tema “Unmasking Digital Diplomacy in The New Normal”, ICDD menunjukkan bahwa diplomasi menggunakan teknologi digital harus dimanfaatkan dan  dikupas lebih jauh (unmasking) untuk kemasalahatan bersama, khususnya sektor  ekonomi digital (termasuk UMKM) dan big data untuk pelindungan warga negara.
 
“Digital bisa menjawab pertanyaan terkait krisis yang ditimbulkan covid-19. Peran digital diplomacy dalam crisis management bisa kita liat dari pengalaman yang sudah berjalan. Namun digital diplomacy juga memberikan peranan peluang, karena opportunities atau kesempatan yang muncul melalui pemanfaatan teknologi digital juga sangat nyata,” tuturnya.
 
Esensinya menurut Faizasyah adalah digital diplomacy yang dilakukan melalui konferensi ini, justru menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi digital akan sangat membantu pelaksanaan hubungan antar negara, hubungan negara dengan pelaku bisnis, hubungan negara dengan masyarakat dan lain-lain.
 
“Justru sisi kemanfaatannya yang ditonjolkan, kita tidak berbicara mengenai pilihan teknologi ataupun berbagai isu besar yang menjadi wacana di fora internasional. kita menyadari bahwa itu menjadi salah diskursus yang berkembang namun yang ingin kita tekankan pada saat sekarang adalah kolaborasi antar negara. Sehingga kalau dilihat di ICDD hadir negara-negara dari berbagai spektrum pilihan teknologi digital yang semuanya bisa ikut berkontribusi dalam diskusi mengenai kemanfaatan dari teknologi digital,” tambah Faizasyah.
 
ICDD membukan peluang para peserta untuk membahas topik-topik yang berkembang di dunia digital diplomacy khususnya selama pandemi covid-19.
 
Sebagai hasil, ICDD 2021 akan mengadopsi Bali Message yang diharapkan mampu  mengidentifikasi sektor-sektor kerja sama di bidang diplomasi digital yang dapat  dikolaborasikan dan menghasilkan hasil konkret seperti policy recommendation untuk  menjawab peluang dan tantangan diplomasi digital di masa yang akan datang  maupun bermanfaat dalam penanganan dan pemulihan di masa krisis seperti pada  masa Pandemi covid-19. 
 
Rekomendasi ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi negara lain, berbagai organisasi dan penggiat diplomasi digital di berbagai belahan dunia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan