Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto: AFP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto: AFP

Ejek ICC, Presiden Filipina Tegaskan Perang Terhadap Narkoba Belum Usai

Willy Haryono • 27 Juli 2021 08:02

 
Kelompok hak asasi manusia menuduh Duterte menghasut kekerasan mematikan dan mengatakan polisi telah membunuh tersangka narkoba yang tidak bersenjata dan menggelar TKP dalam skala besar. Polisi menyangkal hal ini dan Duterte menegaskan polisi berada di bawah perintah untuk membunuh hanya untuk membela diri.
 
"Duterte tidak menunjukkan apa-apa atas janjinya bertahun-tahun lalu untuk memberantas obat-obatan terlarang. Tidak ada yang bisa ditunjukkan kecuali mayat yang dibunuh oleh polisi," kata Carlos Conde, peneliti Filipina untuk Human Rights Watch.

Duterte, yang memenangkan kursi kepresidenan pada 2016 dengan janji untuk memerangi korupsi, kejahatan dan obat-obatan terlarang. Dia tetap sangat populer meskipun ada kritik terhadap pembunuhan dan tanggapan pandeminya.
 
Dengan lebih dari 1,5 juta kasus virus korona dan lebih dari 27.000 kematian, Filipina memiliki wabah terburuk kedua di Asia Tenggara.
 
“Kami berharap presiden akan menyajikan peta jalan yang jelas menuju pemulihan ekonomi, dan bagaimana pemerintah membangun kapasitas perawatan kesehatan untuk menangani lonjakan dan pandemi di masa depan,” ungkap Rizalina Mantaring, seorang pejabat di Asosiasi Manajemen Filipina.
 
Bagi Duterte, Filipina tidak mampu lagi melakukan penguncian meskipun tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan pembatasan yang lebih ketat jika penyebaran varian Delta semakin buruk.
 
Hingga kini Duterte mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Filipina sejauh ini telah mengimunisasi lengkap hanya 5,5 persen dari 110 juta penduduknya, data menunjukkan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan