Thailand siap tampung pengungsi asal Myanmar. (AFP)
Thailand siap tampung pengungsi asal Myanmar. (AFP)

Thailand Siap Terima 100.000 Pengungsi dari Myanmar

Marcheilla Ariesta • 10 April 2024 08:59
Bangkok: Thailand siap menerima 100.000 orang yang melarikan diri dari Myanmar. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara pada Selasa 9 April 2024, ketika pertempuran di dekat kota perbatasan penting terus berlanjut.
 
Thailand berbagi perbatasan sepanjang 2.400 kilometer dengan Myanmar, yang telah terlibat dalam perang saudara sejak junta menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis pada 2021.
 
Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Myanmar menghadapi ancaman terburuknya ketika pertempuran dari kelompok anti-junta melanda wilayah yang sebelumnya damai di negara tersebut.

“Kami telah melakukan persiapan untuk sementara waktu dan kami dapat menampung sekitar 100.000 orang di kawasan aman Thailand untuk sementara,” kata Menlu Bahiddha-Nukara, seperti dikutip AFP.
 
Thailand bukan negara penandatangan Konvensi Pengungsi PBB, dan tidak membedakan antara pengungsi dan migran lainnya.
 
Selama akhir pekan ada laporan lokal mengenai bentrokan hebat di dekat kota Myawaddy, di seberang perbatasan kota Mae Sot, Thailand.
 
Gelombang pertempuran yang terjadi secara berkala di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar menyebabkan banyak orang mengungsi sementara waktu ke kerajaan tersebut, sebelum kembali lagi.
 
“Meskipun tidak ada evakuasi massal, orang-orang berdatangan dari perbatasan,” kata Bahiddha-Nukara kepada wartawan.
 
Namun, Parnpree menekankan perbatasan Thailand-Myanmar tetap terbuka, dan perdagangan masih mengalir melalui Mae Sot dan ke Myawaddy.
 
“Tidak ada perlawanan, perdagangan masih berjalan, meski menurun,” ucap Bahiddha-Nukara, seraya mengatakan perdagangan telah turun sekitar 30 persen pada tahun lalu.
 
Myawaddy adalah penyeberangan darat tersibuk ketiga di Myanmar, menurut kementerian perdagangan junta, dengan sekitar USD1,1 miliar barang melewatinya selama 12 bulan terakhir.
 
Sebelumnya pada hari Selasa Perdana Menteri Srettha Thavisin dan pejabat tinggi Thailand bertemu untuk membahas masalah perbatasan.
 
“Perdana Menteri khawatir jika situasinya menjadi lebih buruk,” kata Parnpree.
 
Hal ini menyusul pernyataan pemerintah Thailand pada Senin bahwa mereka telah mengabulkan permintaan junta untuk mendaratkan tiga penerbangan “khusus” di kerajaan tersebut untuk memulangkan orang-orang.
 
Namun, sejak tahun 1980an, kerajaan tersebut telah mengizinkan puluhan ribu orang yang melarikan diri dari Myanmar untuk tinggal di pemukiman informal di dekat perbatasan.
 
Baca juga: PM Thailand Dorong Dialog Antara Pihak Bertikai di Myanmar
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan