"Perkembangan di Myanmar pastinya selalu kita ikuti dari dekat. Berbagai tindakan yang mengarah kepada penggunaan kekerasan kepada masyarakat sipil pastinya akan menjadi perhatian," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam jumpa pers virtual, Kamis, 22 September 2022.
"Kita mengecam apabila benar seperti yang ditanyakan tadi adanya tindakan yang indiscriminate terhadap kelompok pelajar atau anak-anak," sambungnya.
Ia menegaskan, tidak boleh menutup mata bahwa berbagai eskalasi konflik yang terjadi berasal dari pengambilalihan kekuasaan di Myanmar. Junta melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintahan sipil di Myanmar pada 1 Februari 2021.
"Apa yang terjadi sekarang adalah reaksi secara inkonstitusional yang terjadi di sana. Oleh karena itu, Indonesia menyampaikan keprihatinan apabila kondisi di Myanmar semakin mengarah ke ketidakstabilan," imbuh Faizasyah.
Sedikitnya 11 siswa sekolah tewas dalam serangan udara dan penembakan di sebuah desa Myanmar. Laporan ini disampaikan oleh badan PBB yang mengurus anak-anak (UNICEF), saat sebuah serangan yang menurut junta negara itu menargetkan pemberontak yang tengah bersembunyi.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak junta militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari tahun lalu, dengan hampir 2.300 warga sipil tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat menurut kelompok pemantau lokal.
Wilayah Sagaing di barat laut negara itu telah menjadi saksi beberapa pertempuran paling sengit, dan di tengah bentrokan antara pejuang antikudeta dan militer, seluruh desa telah dibakar.
Baca juga: Serangan Mengerikan Junta Myanmar, 11 Anak Sekolah Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News