Resepsi berlangsung meriah melalui rangkaian penampilan seni budaya Indonesia dan kuliner Nusantara, terutama dari Sulawesi Selatan.
Hadir dalam resepsi kemerdekaan ini adalah Yang Berhormat Kolonel Kehormat (PA) Datuk Haji Nizam Bin Datuk Seri Panglima Haji Abu Bakar Titingan, Pembantu Menteri kepada Ketua Menteri Sabah sekaligus ADUN N68 Apas, Yang Berhormat Datuk Lo Su Fui Ahli Parlimen P190 Tawau, Tuan Joseph Pang (President Majelis Perbandaran Tawau), Brigadier Jeneral Mohamad Ismail bin Kamarudin (Wakil Komandan Eastern Sabah Security Command / ESSCOM), Pimpinan Daerah Lahad Datu, Kalabakan, Kunak dan Semporna, Pimpinan Syarikat Perkebunan, Tokoh masyarakat yang mewakili beragam etnis di Indonesia dan para Diaspora Indonesia di Tawau.
Mengawali kegiatn resepsi, para tamu Kehormatan disambut Tari Paduppa, tari selamat datang dari suku Bugis yang dibawakan para penari dari Rumah Seni Tegal. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), Malaysia (Negaraku) dan Sabah (Sabah Tanah Airku).
Setelah itu, Konsul RI Aris Heru Utomo menyampaikan kata sambutan, melakukan toast, memotong nasi tumpeng sebagai simbol syukur, dan diakhiri dengan makan malam kuliner khas Sulawesi Selatan serta pertunjukan kesenian.
Promosi Seni Budaya dan Kuliner Indonesia
Dalam kata sambutannya di hadapan sekitar 300 tamu undangan, Konsul RI menyampaikan bahwa penyelenggaraan resepsi kemerdekaan malam ini merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat Indonesia di Tawau atas nikmat kemerdekaan yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah yang diperjuangkan para pahlawan bangsa dan diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.Ditambahkan oleh Konsul RI bahwa penyelenggaraan resepsi kemerdekaan juga bertujuan sebagai ajang promosi seni budaya dan kuliner Indonesia dengan tema “Promosi Seni Budaya Indonesia dan Kuliner Sulawesi Selatan.”
Untuk itu dalam resepsi ini ditampilkan tiga tarian asal Sulawesi Selatan tarian penyambutan tamu (Tari Paduppa), Tari Mappadendang dan Tari 4 Etnis Sulawesi Selatan, serta kuliner Coto Makassar, Ikan Bakar Parappe, Nasu Likku Ayam Kampung, sayur tutu dan Barongko. Selain itu, dihadirkan pula penyanyi Trie Utami yang membawakan lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan.
Dipilihnya daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian utama dari tema resepsi tidak terlepas dari banyaknya masyarakat Indonesia asal berbagai etnis di Sulawesi Selatan yang berdiam di wilayah kerja Konsulat RI Tawau, baik yang masih WNI atau yang sudah berwarganegara Malaysia. Diperkirakan lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia di wilayah kerja Konsulat RI Tawau berasal dari Sulawesi Selatan.
Untuk lebih mengenalkan seni budaya Indonesia lainnya dan mengingatkan bahwa Indonesia kaya akan adat dan tradisi budaya dari berbagai daerah, ditampilkan pula Tari Tifa dari Nusa Tenggara Timur, Tari Condong Legong dari Bali dan Medley Tari Nusantara serta Pencak Silat. Harapannya agar lebih banyak lagi warga Malaysia yang terus berkunjung kembali ke Indonesia, baik dalam rangka perjalanan wisata atau pulang kampung mengunjungi daerah asal keluarganya.
Selanjutnya Konsul RI mengapresiasi kebijakan Pemerintah Malaysia, khususnya Pemerintah Negari Sabah, yang terus berkomitmen melaksanakan kesepakatan Indonesia-Malaysia untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di perkebunan sawit melalui Community Learning Center (CLC) yang dikelola bersama oleh pemberi kerja (syarikat perkebunan) dan guru-guru asal Indonesia.
Konsul RI juga berterima kasih atas kebijakan Pemerintah Negeri Sabah untuk melakukan pemutihan bagi WNI yang tidak memiliki dokumen (undocumented) atau Pendatang Asing Tanpa Ijin (PATI). Kebijakan ini memberikan keuntungan bagi banyak pihak, khususnya pekerja dan pemberi kerja.
Pekerja dapat diuntungkan karena memiliki dokumen kewarganegaraan yang sah sehingga memungkinkan untuk mendapatkan upah yang layak sesuai ketentuan. Pemberi kerja pun diuntungkan dengan memiliki pekerja yang jelas dokumen kewarganegaraannya tanpa khawatir pekerjanya dipulangkan karena melanggar aturan keimigrasian Malaysia.
Kerja Sama Indonesia-Malaysia
Dalam bidang pariwisata, Konsul RI menyinggung data Biro Pusat Statistik Indonesia yang mencatat jumlah wisatawan Malaysia sebagai wisatawan terbesar yang mengunjungi Indonesia, yaitu sekitar 1,9 juta orang pada 2023 dan tahun ini terus menunjukkan peningkatan, di mana hingga Juli sudah mencapai sekitar 1,3 juta.Dari angka tersebut, jumlah wisatawan asal Tawau juga cukup besar, khususnya wisatawan yang berkunjung karena keterikatan kekeluargaan dengan Indonesia, misalnya mengunjungi kampung halaman keluarganya di Sulawesi Selatan, Jawa dan Nusa Tenggara. Oleh karena itu, khusus di Tawau diharapkan dapat dikembangkan program pariwisata dengan tema pulang kampung.
Selain diisi promosi budaya dan kuliner Indonesia, resepsi kemerdekaan kali ini juga meliputi peluncuran perdana layanan pembuatan elektronik paspor (e-paspor) oleh Konsulat RI Tawau. Diterbitkannya e-paspor adalah jawaban atas kebutuhan WNI di luar negeri, termasuk yang menjadi pekerja migran di wilayah kerja Konsulat RI. E-paspor adalah paspor yang memiliki chip untuk menyimpan data biometrik, yaitu bentuk wajah dan sidik jari pemilik.
Mengakhiri sambutannya, Konsul RI mengharapkan peningkatan kerja sama di berbagai bidang di masa mendatang. Resepsi kemerdekaan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Malaysia, terutama di Tawau, untuk bersama-sama membina kerja sama yang lebih erat di semua aspek kehidupan, termasuk sosial budaya, pendidikan, ekonomi, perdagangan, pariwisata serta hubungan antar warga masyarakat (people-to-people contact).
Baca juga: Temui Ketua Menteri Sabah, Konsul RI Tawau Bahas Peningkatan Kerja Sama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News