Aksi unjuk rasa warga anti-kudeta dan gerakan pemberontak terus meningkat sejak junta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Sejumlah warga di perbatasan yang menentang kudeta mulai membentuk beberapa grup milisi, dengan tujuan menghadapi junta militer yang terus bertindak represif terhadap suara kritik.
Di negara bagian Chin, kota Mindat telah menjadi salah satu unjuk rasa menentang kudeta. Di sana, masyarakat setempat membentuk grup milisi bernama Chinland Defence Force (CDF).
"Sebanyak 6 anggota CDF yang mencoba melindungi masyarakat Mindat diserang (militer). Mereka mengorbankan nyawa demi revolusi nasional," ujar pernyataan CDF, dilansir dari laman Al Jazeera.
Baca: Malu Siksa Warga, Tentara Myanmar Gabung Gerakan Antikudeta
Seorang juru bicara mengatakan kepada media AFP bahwa lebih dari 10 anggota CDF juga terluka pekan ini. Sementara lima warga kota Mindat dikabarkan telah ditangkap militer Myanmar.
Juru bicara CDF, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa grup mereka telah membakar sejumlah truk militer dan menyergap beberapa prajurit. Junta Myanmar pun membalas dengan tembakan artileri.
Pada hari Minggu kemarin, CDF memilih mundur ke area hutan. "Kami tidak akan lagi tinggal di kota, tapi kami akan kembali untuk menyerang," ucapnya.
"Kami baru saja menciptakan senjata buatan tangan. Ini saja tidak cukup," sambung dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News